RSS

A) KASUS GUNA-GUNA!
1. Siapa pelaku? Siapa korban? Siapa sajakah saksi-saksinya? (Kasus guna-guna).
2. Kapan? Dimana? Bagaimana? Kenapa? Apa? Berapa? (Kasus guna-guna).
3. Jadi jangan pelaku menjadi korban, korban menjadi pelaku, “terbalik”, tertukar.
4. Apa “penyebab” dia diguna-guna? Jadi apa “alasannya” dia diguna-guna?
5. Apakah Si Adi itu si pelakunya pada guna-guna? Atau Si Adi itu si korbannya?

B) KASUS PEMBANTU RUMAH TANGGA!
1. Siapa memang “nama PRT”? Siapa memang “nama majikan”? (Kasus PRT).
2. Pada kasus itu jadi “ada apa” dengan PRT? Apa “alasannya” kasus PRT?
3. Kapan? Dimana? Kenapa? Bagaimana? Siapa? Berapa? Apa? (Kasus PRT).
4. Siapa pelaku? Siapa korban? Siapa saksi-saksinya? (Pada kasus PRT).
5. Apakah alamat di Jatinegara, Jl. Nilem, atau PRT “ada dimana” alamatnya?

C) KASUS IBU NAELY FARIDA!
1. Ibu Naely dan Ibu Trisye “adalah orang tua murid”, bukan kasus guru dan murid.
2. Ibu Naely adalah “eks guru” SMAN 3 Bandung, Wildan eks SMAN 8 Bandung.
3. Ibu Naely membuat permainan atas nama anaknya sendiri di SMAN 8 Bandung.
4. Ibu Naely membuat permainan atas murid-muridnya di SMAN 3 Bandung.
5. Wildan dan Bagus adalah eks SMAN 8 Bandung 1-9 periode tahun 1999-2002.
6. Jadi kedua orang tua murid kasus dagangan kulkas, kompor bekas dijual baru.
7. Pada dasarnya “bukan kasus Si Adi”, tetapi jelas kasus: nilai anak dan muridnya.

D) KASUS PRIVAT LES!
1. Pada kasus private les tanyakan guru-guru sekolah misal guru MIPA saat SMA.
2. Tugas, nilai, penjelasan yang memberikan siapa? Jadi “hak ada di guru SMA”.
3. Bisa diperjelas “private kepada mahasiswa ITB” bukan kepada guru-guru SMA.
4. Bahwa guru-guru SMA tidak pernah ada pertemuan selain pertemuan kelas.
5. Tidak pernah melakukan pertemuan di luar kelas selain waktu belajar di kelas.
6. Guru-guru SD/SMP/SMA hanya bertemu saat belajar di kelas bukan di luar.
7. Mahasiswa tersebut adalah teman jadi hanya melakukan private les mahasiswa.
8. “Hak diberikan kepada guru resmi” bukan guru-guru palsu misalnya mahasiswa.
9. Keputusan diberikan kepada guru resmi tidak guru-guru di GO, SSC, Primagama.

E) KUNCI-KUNCINYA!
1. Tentu akan “ditanya hal”: apa, kapan, dimana, kenapa, bagaimana, siapa, berapa.
2. Misal siapa nama? Dimana rumahnya? Hal begitu pasti, tentu akan dilontarkan.
3. Jika tidak berkata apa ini, apa itu tentu itu kelainan, abnormal, salah perumusan.
4. Jika anda punya perkara tentu akan ditanyakan: berapa harga? Kapan? Dimana?
5. Hal apa ini, apa itu misal asal, rumah, harga, sedikitnya nama perlu dipikirkan.
6. Jadi pada dasarnya jika anda berurusan setidaknya ini apa, itu apa, hal itu pasti.
7. Setidaknya jika anda pergi kemana pun misal pasar siap-siap ini apa, itu apa.
8. Jika anda punya perkara setidaknya ditanya hal: ada apa, kenapa, “kapan”, siapa.
9. Jika anda ke pasar hewan setidaknya anda bertanya: harga, makannya apa, dll.
10. Jadi jika anda ada perkara sungguh tidak normal tidak ada: kapan, apa, kenapa.

Pada setiap kasus “tidak bisa ada hal-hal susunannya”, jelas harus tiba-tiba:
1. Telah dipersiapkan hal: waktu, tempat, pakaian, naskah, gerakan, mimik.
2. Misal pukul 10 pakaian celana, berkata ini, lalu gayanya, gerakannya itu.
3. Misal pukul 10 acara mulai, lalu ramai pukul 14, tutup acara pukul 19.30.
4. Kasus yang murni adalah “tiba-tiba tanpa ada persiapan” lebih dahulu.
5. Kasus yang murni tidak bisa diawali perkataan ini, konflik, jam 19.30 stop.
6. Jika telah dipersiapakan artinya adalah “pelakunya para penyusun acara”.
7. Tidak bisa begitu, misal kasus tabrakan di jarak 12 KM lalu di pukul 14.00.
8. Tidak bisa begitu, misal mimik sayang, lalu konflik, lalu tanggal 28 damai.
9. Tidak bisa kasus dimulai: tanggal 21 (10.00), berakhir: tanggal 28 (19.30).
10. Tabrakan, pencurian, pembunuhan, dll tentu tidak boleh disusun dahulu.

 
Leave a comment

Posted by on July 1, 2019 in Uncategorized

 

Tentang Keuntungan/Kerugian

TENTANG KEUNTUNGAN, KERUGIAN USAHA/PERUSAHAAN/PEMASARAN!
1. Jika anda mempunyai perusahaan apa anda ingin keuntungan max atau min?
2. Jika anda mempunyai processor/CPU free apa mau lemot atau super max?
3. Jika anda mempunyai pengolahan harga free apa ingin super cepat atau lelet?
4. Jika anda mempunyai pilihan model free apa mau yang body lux atau lecet?
5. Jika anda mempunyai modal usaha apakah ingin modal rendah atau tinggi?
6. Bagaimana ukuran? gaya? corak? motif? animasi? harga? bentuk? daya tarik?
7. Bagaimana tentang: prinsip ekonomi? motif ekonomi? lalu tujuan ekonomi?
8. Jika ada penawaran harga kamar RS free apa ingin VIP atau kelas 1? Kenapa?
9. Jika ada penawaran harga mobil free apa ingin inova atau fortuner? Kenapa?
10. Jika ada pekerjaan dengan harga free apa ingin 7 hari atau 17 hari? Kenapa?
11. Jika ada ponsel dengan harga free lalu apa ingin 16GB atau 64GB? Kenapa?
12. Jika ada obat dengan harga free apa ingin cap generik atau paten? Kenapa?

Apakah ada kasus konkret, berikanlah kasus nyata “tentang usaha/perusahaan”:
1. Jika “ada klien” tanya: apa, berapa, siapa, kapan, dimana, kenapa, bagaimana.
2. Jika “ada perkara usaha” ditanya siapa nama? tempat kerja? kapan? ada apa?
3. Jika “ada kasus pelayan toko” maka: bekerja kapan? dimana? siapa? kenapa?
4. Misalkan kasus pelayan dari Maryati, Inah, Usep: kapan? dimana? ada apa?
5. Jika anda belanja tentu memilih keuntungan tertinggi, pengolahan tercepat.
6. Jika anda memilih pada harga free tentu diambil processor/CPU super max.
7. Jika Si A tenaga 7 hari 100K IDR dan Si B tenaga 7 hari 50K IDR dipilih Si B.
8. Jika harga free pada ponsel 16GB atau 64GB tentu dipilih 64 GB karena free.
9. Jika harga free obat paten 1 bulan, obat generik 3 bulan tentu dipilih paten.
10 Jika harga free mobil inova atau fortuner tentunya dipilih fortuner (lengkap).
11. Jika harga free kamar RS pilihan VIP atau kelas 1 tentu dipilih VIP (komplit).
12. Jika ada model pada harga free pilihan body lux atau lecet jelas dipilih lux.
13. Jika ada keuntungan mau untung max atau min tentu diambil untung max.
14. Jika ada kasus misal pelayan Usep, Inah, Maryati: Siapa pelaku? Korban?
15. Misal ada kasus pelayan Maryati jelas: ada apa? Kapan? Dimana? Kenapa?
16. Jika “ada file” apa dibuka-buka, dilihat, dipikir dahulu misal arsip nilai tes?
17. Jika “ada data-data tentang pelayan” apakah dipikir 2x, dibaca dan dilihat?
18. Misal “ada nilai kualitas, mutu” apakah dilihat-lihat dahulu, dibuka-buka?
19. Jelas perlu dipikir 2x misalkan: file, arsip, data pekerja, nilai mutu, kualitas.

 
Leave a comment

Posted by on July 1, 2019 in Uncategorized

 

Bedah Kasus!

Mari kita melakukan “bedah kasus”! Mari kita selesaikan kasus per kasus berikut ini:
1. Kasus guna-guna itu siapa korban? siapa pelaku? siapakah saksi kasus guna-guna?
– Misal, korban: Adi, Mita, pelaku: Anne Wahyudin, saksi: Tia, Usep Nurdin, Nurhayati.
– Guna-guna itu ada apa? kapan? dimana? siapa pelaku? siapa korban? siapa saksi?
– Pelaku adalah pembunuh, korban adalah dibunuh, saksi-saksi adalah yang melihat.
– Di kasus guna-guna: siapa mulai? siapa pembunuh? siapa dibunuh? siapa melihat?
– Jadi siapa yang membunuh? siapa yang dibunuh? siapa yang melihat pembunuhan?
– Jadi siapa yang menembak? siapa yang ditembak? lalu siapa yang melihat kasus?
– Jadi siapa yang menabrak? siapa yang ditabrak? lalu siapa yang melihat tabrakan?
– Jadi siapa yang melempar? siapa yang dilempar? siapa yang melihat pelemparan itu?
– Jadi “ada hal”: pelaku? korban? saksi kasus? kapan? dimana? kenapa? bagaimana?
2. Kasus prt: siapa PRT? siapa majikan? dimana alamat bekerja? kapan? lalu ada apa?
– Misal, prt: Inah, Maryati, Sumiati, Supriati, Agus, Usep Nurdin, Nurhayati, Dede, Soleh.
– Misal, siapa? majikan: Adi/Trisye/Bagus/Mitha, dimana? alamat: Jatinegara, Nilem.
– Jika ada kasus, kasus apa? ada apa? dimana? kapan? saksi-saksi kasus PRT siapa?
3. Kasus Naely? mana yang namanya Naely? ada apa? kapan? dimana? bagaimana?
– “Kasus Naely kasusnya SMAN 3 Bandung”, Wildan adalah alumni SMAN 8 Bandung.
– Naely adalah orang tua murid, ada pun kasus: barang bekas dikatakan barang baru.
– Naely bisa dijelaskan kapan? dimana tkp? siapa pelaku? siapa korban? saksi-saksi?
4. Kasus UN, kata siapa ada bocoran UN? Tanyakan kepada ruangan kelas 6/3 SMP.
– Jika bocor, siapa saksi-saksinya? apakah hal logis Bagus masuk SMAN 8 Bandung?
– Jadi menurut ruangan apakah logis/masuk akal Bagus masuk SMAN 8 Bandung?
– Jadi menurut kelas apakah logis nilai UN itu? Jadi apakah masuk akal nilai UN itu?
– Bisa diukur daya pikiran lewat psikotes “kapan pun”: bisa kemarin, sekarang, besok.
– Bagaimana daya pikir/kecerdasan sejak di kelas VI/3 SMP/3 SMA? Berapa nilai IQ?
– Daya pikir itu bisa diukur, selain UN? ada buku laporan pendidikan, psikotes, tes IQ.
5. Kasus les privat, tanyakan ke guru-guru SMP/SMA apakah private les atau tidak?
– Jika privat alumni mahasiswa ITB memang dibenarkan, tetapi guru SMA inti kasus.
– Tugas, nilai, penjelasan, lab, diberikan guru SMA, “harap dijabarkan oleh guru SMA”.
– Maksud saya jika kasus SSC, GO, primagama, dll itu apakah dilarang? itu kasusnya.
– Penjelasan les privat bukan primagama, SSC, GO tetapi formal, sah guru-guru SMA.
– Maksud saya nilai suap? nilai sogokan? bocoran soal? sah, resmi guru-guru SMA.
– Maksud saya nilai masuk IPA? nilai buku laporan pendidikan? resmi guru-guru SMA.
6. Kasus kemiripan nama, alamat, nomor, marga, dll? yang mana? dimana? siapa itu?
– Yang mana orangnya rektor Unpad? lalu “yang mana orangnya” bintang Jawa Barat?
– Jika rektor Unpad itu dimana rumahnya? Jatinegara itu siapa? kata siapa anak ITB?
– Adi Jl.Haruman yang mana? Bagus Sarwadi yang mana? Bagus Setiadi itu mana?
– Saya ingin lihat muka: Adi Haruman? Bagus Sarwadi? Bagus Setiadi? Rektor Unpad?
– Adi Haruman ada apa? Bagus Setiadi ada apa? Jadi dimana rumah rektor Unpad?
– SMPN 5 Ciamis Jawa Barat, SMPN 5 Bandung Jawa Barat, SMP 5 itu sama begitu?
– Adi Haruman itu ada apa? Bagus Sarwadi itu ada apa? Bagus Setiadi itu ada apa?
– Saya mau bertanya kalau Adi Haruman itu mukanya mana? Bagus Setiadi itu mana?
– Bagaimana Adi Haruman disamakan Bagus Setiadi? Bagus Sarwadi itu yang mana?
7. Kasus orang sakit jiwa, “ngapain para ODGJ menjadi PNS, BUMN”? tidak di RSJ?
– Jika orang sakit jiwa tentu jangan bergaya: dosen, PNS, BUMN, rektor, ekonom, dll.
– Bagaimana orang sakit jiwa seharusnya? apa mengajar di ITB? atau diam di RSJ?
– Memang kalian tidak sadar ODGJ tetapi tidak dirawat di RSJ bahkan PNS, BUMN?
– Lalu ada orang genius IT dikatakan ODGJ bahkan para ODGJ menjadi bintang ITB.
– Maunya apa? Kenapa begitu? Orang sakit jiwa itu lulus BUMN, CPNS, terlalu parah.
– Bagaimana seharusnya menjadi ODGJ? Jadi dokter, ekonom, guru? Pada ngawur.
– Siapa yang tidak ngamuk? siapa yang tidak marah? ODGJ semua seenaknya saja.
– Kenapa ODGJ itu begitu? Jadi rektor, dokter, ekonom, PNS, BUMN? Pada ngawur.
– “ODGJ harus tahu aturan”: ke psikiater, RSJ. ODGJ pada rektor, dokter, PNS, BUMN.
– Jadi ODGJ Indonesia harusnya: minum obat, dirawat, rehabilitasi jiwa, ke psikiater.
– Sebenarnya mana yang ODGJ? mana yang sehat? kenapa pada seenaknya sendiri.

 
Leave a comment

Posted by on July 1, 2019 in Uncategorized

 

Bagaimana, Mana Virus/ Anti Virus?

Saya mau bertanya sedikit seputar logika (IQ), “apakah logika anda berjalan benar”:
1. Yang mana jenis obat hama atau penyembuh? yang mana jenis hama penyakit?
2. Yang mana jenis anti virus? lalu yang mana jenis virus? apakah trojan, malware?
3. Siapa yang “membuat nyaman” pada bidang: pendidikan, ekonomi, minyak, dll?
4. Yang mana membuat kasus (destroyer)? pilih yang mana menormalkan kasus?
5. Siapa yang repair, update, upgrade, maintenance sistem pendidikan, ekonomi?
6. Anda ingin semua maximal? full? penuh? harus bagaimana agar semua max?
7. Jadi apa yang anda lakukan terhadap obat? bagaimana dengan hama penyakit?
8. Siapa yang mampu melakukan perbaikan pada sektor pendidikan, ekonomi, dll?
9. Sedikit kata siapa trouble maker (perusak)? siapa repairer, updater, upgrader?
10. Sedikit saja apakah anda dapat membedakan anti virus, virus pada komputer?
11. Mau tidak negara kita pengaturannya dilakukan oleh logika tinggi, bersih, rapih?
12. Mau tidak negara kita naik derajat, dihargai, dihormati? lalu harus bagaimana?
13. Jika ada kasus kebakaran siapa pembuat onar? siapa yang menormalkan api?
14. Jika ada kecelakaaan siapa pembuat onar? siapa yang menormalkan korban?
15. Ingin tidak negara kita pelaku setting olah logika berkelas, rapih, bersih, pintar?
16. Maksudnya apa obatnya dirusak, lalu hama penyakit dibiarkan begitu, itu saja?
17. Baiklah jika jujur negara kita pengaturan oleh Bagus Setiadi apa tidak bahagia?
18. Sekarang jika terus terang negara kita tampilannya Bagus Setiadi apa sebal?
19. Ada “kasus kebakaran, kecelakaan” siapa pembuatan onar? siapa penyelamat?
20. Bolehlah jika negara kami rapih, bersih, pintar, cantik, siapa yang tidak bangga?
21. Saya itu logikanya sederhana jika pengaturannya logika itu nyaman dan enak.
22. Jika mau nilai max harus bagaimana? Jika maunya nilai min harus bagaimana?
23. Ada hama ada penyakit? Mana hama? Mana penyakit? Kita pilah-pilah lagi.
24. Saya tidak iri tetapi ingin negara kita pengaturannya rapih, bersih, sehat, cantik.
25. Saya tidak iri tetapi ingin saja negara kita tidak bodoh, istimewa, rapih, bersih.
26. Sudah tahu negara ini sakit keras, sakit keterbelakangan lalu sekarang normal.
27. Saya tidak iri tetapi ingin saja negara kita pelaku setting Bagus Setiadi rapih.
28. Sederhana saja iri, tidak suka tetapi negara kita settingan dia tentunya nikmat.
29. Jika negara kita pelaku setting seperti Bagus Setiadi apa yang terjadi? enak.
30. Bukan sekedar iri tetapi kami ingin “pelaku setting sistem” itu Si Bagus Setiadi.
31. Saya bertanya “yang mana hama penyakit”? lalu “yang mana obat hamanya”?
32. Saya bertanya yang mana virus? yang mana anti virusnya? apa perbedaannya?
33. Jika ada kasus kebakaran yang mana pembuat onar? yang mana penyelamat?
34. Jika ada kasus kecelakaan yang mana pembuat onar? mana penyelamatnya?
35. Jika anda tahu yang mana yang kiri? yang mana yang kanan? tunjukan dimana?
36. Settingan dia itu: sempurna, rapih, cantik, bersih, pintar, nyaman, aman, ramah.
37. Jika pengaturan/setting dia jelas ramah, aman, bersih, pintar, tidak bermasalah.
38. Jadi dia “mau setting sistem secara sempurna” perlu “disakiti, disiksa, dilukai”?
39. Apa hama dan obat hama setara? virus dan anti virus setara? hama dibiarkan?
40. Bagaimana caranya setting full, maximal? “bagaimana agar tidak rendah/min”?
41. Saya mau bertanya yang mana baik? lalu yang mana buruk? jangan tertukar.
42. Saya mau bertanya yang mana pembuat onar? lalu yang mana tim penyelamat?
43. Saya mau bertanya yang mana obat, anti virus, vaksin? yang mana hama, virus?
44. Saya mau bertanya yang mana sekarang, kemarin, besok? apa perbedaan itu?
45. Saya mau bertanya yang mana musuh? lalu yang mana teman? apa bedanya?
46. Saya mau bertanya yang mana “harus pro”? lalu yang mana pula “harus kontra”?
47. Saya mau bertanya sedikit bagaimana agar settingnya maximal, full, optimal?
48. Saya mau bertanya sedikit siapa pelaku setting pendidikan, ekonomi, minyak?
49. Saya mau bertanya sedikit yang mana perlu ditanggapi? yang mana dicuekin?
50. Saya mau bertanya mau tidak pengaturan: rapih, bersih, aman, nyaman, pintar?
51. Saya mau bertanya katanya negara kita tidak boleh dihina caranya bagaimana?
52. Saya mau bertanya negara kita dihargai, dihormati lalu itu mau dimulai kapan?
53. Saya mau bertanya negara tidak boleh dianggap bodoh, mulainya bagaimana?
54. Saya mau bertanya negara kita perlu ditanggapi, disukai mulainya bagaimana?
55. Saya mau bertanya jika harus dihargai, dihormati siapa yang mau memulai?
56. Saya mau bertanya jika tidak boleh dianggap bodoh caranya apa? bagaimana?
57. Saya mau bertanya jika bermartabat, punya harga diri mulainya bagaimana?
58. Saya mau bertanya jika harus dihargai, dihormati, dijunjung harus bagaimana?
59. Harus kapan? harus siapa? harus apa? harus bagaimana? caranya? mulainya?
60. Saya tahu negara ini harus dihargai mulainya kapan? caranya apa, bagaimana?
61. Sebelum dihargai, kita pun harus memulai menghargai, itulah cara memulainya.
62. Sebelum tidak ingin dihina kita tidak boleh memulai menghina buatan orang.
63. Sebelum dihormati kita pun harus memulai menghormati, itu langkah awalnya.
64. Sebelum ingin dianggap pintar kita pun harus mencoba menganggap pintar.
65. Sebelum tidak ingin dianggap bodoh, kita memulai tidak menganggap bodoh.
66. Sebelum kita ditanggapi kita pun harus memulai untuk menanggapi sesuatu.
67. Kita dengan adanya Bagus Setiadi apa yang terlintas? Setting saja sistem kita.
68. Dengan adanya Bagus Setiadi apa lagi yang terlintas? Sistem tersetting rapih.
69. Apa lagi yang terlintas? Tersetting: ideal, ramah, cantik, pintar, aman, nyaman.
70. Jika iri hati saja sederhana tetapi negara kami tersetting dengan logika begitu.
71. Apa bisa membuat settingan? Misal settingan pendidikan, ekonomi, minyak.
72. Settingan jatuh 1 Syawal/1 Ramadhan “secara internasional” di Ka’bah Mekah.
73. Settingan UTAN/UTAS/SMPTN pun ramah, rapih, professional, pintar, nyaman.
74. Jika sekedar iri hati sederhana, begitu nikmat sistem ini disetting logika rapih.
75. Jika sekedar sok terlalu ringan, bahagianya jika logika itu setting sistem kami.
76. “Siapa yang merasakan”? Anak cucu kita, keturunan kita sebagai warisan kita.
77. Apa mau yang asli atau yang palsu? Tentu kita mau original, bukan yang palsu.
78. Apakah kalian “bisa membuat”: UTAN, SMPTN, 1 Syawal, ekonomi, minyak, dll?
79. Andai anak cucu kita bahagia karena logika itu tentu kita pun merasa bahagia.
80. Jadi selain untuk anak cucu kita Bagus Setiadi itu sumber asli, sumber original.

 
Leave a comment

Posted by on July 1, 2019 in Uncategorized

 

Tentang Next, After, Esok Hari

A) Tentang after, next, apa yang terjadi pada “esok hari”, kemudian hari? Jelaskan!
1. Jika anda ke RSJ apa after dari RSJ? Berpikir, detected, repaired, scanning jiwa.
2. Apa after UN? Logika turun, tidak tahu ilmu sosial, logika rendah/tidak tinggi.
3. Apa after CPNS? Jika tidak normal maka ribut, amukan. Nilai? Tidak ada report!
4. Apa after PTN? Jika tidak normal maka ribut, amukan. Nilai? Tidak ada report!
5. Apa after guna-guna? Sistem pada error, gangguan, bisa dipenjara, ramai, ribut.
6. Apa after pinjam dana? Jika dana tidak dikembalikan maka ribut, permusuhan.
7. Apa after copy paste? Jika diketahui maka sistem error, diblokir, ribut, dimarahi.
8. Apa after UTAN? Pada pintar bahasa inggris, tahu IPS, tahu IPA, logika berat.
9. Apa after SMPTN? Jelas, nilai terbaca, tidak ada fitnah, tidak ada salah paham.
10. Apa after dirawat di RS? Diobati, sembuh, sehat, detected, repaired, scanning.
11. Sebaiknya anda pikirkan next, after, apa yang terjadi pada esok, kemudian hari.
12. Jadi jangan masuk PTN pembunuhan, masuk CPNS pembunuhan, dipikirkan.
13. Memang sederhana “copy paste” tetapi pada akhirnya ribut atau permusuhan.
14. Apa akhirnya jika “tidak copy paste”? Aman, nyaman, rukun, tidak bermusuhan.
15. “After”: berkelahi permusuhan, pertengkaran? Atau pertemanan, kerja sama?
16. Apakah after terjadi keributan, pertengkaran? Atau after persahabatan, teman?
17. Jika after itu amukan, keributan, pertengkaran itu artinya: “salah” (PTN, PNS).
18. Jika after itu pertemanan, persahabatan, like, kerja sama artinya: “diharapkan”.
19. Harap dipikirkan after, next jangan menjadi amukan, pertengkaran, musuhan.
20. Jadi harap hati-hati dengan PTN, PNS, UN “apakah after”? Jangan permusuhan.
21. Perhatikan! Swasta itu mempunyai logika, akal, lihat saja “nilai swasta”, benar?
22. Siapakah yang selalu terjadi keributan, amukan, permusuhan dan perkelahian?
23. Lihat sajalah urutan ke-1, ke-2, ke-3 siapa? Swasta? Kemana akalnya memang?
24. Saya mengharapkan pada after, next tidak ada permusuhan tetapi kerja sama.
25. Harap membaca, terpikirkan after, next, “jangan terjadi” pertengkaran, amukan.
26. Buktikan! Rumah Sakit swasta, PTS, SMP/SMA swasta, lihat nilai test, berapa?
27. Nilai testing rumah sakit, PTS, SMP/SMA swasta adalah after, next dari proses.
28. Bagaimana after PTN? After SMP/SMA Negeri? Apa afternya? “lihat nilai ujian”.
29. Jangan after, next: dipukul, dilempar, amukan, perang, bermusuhan. Siapa itu?
30. After, next yang benar sebuah: kepercayaan, kerja sama, persahabatan, teman.
31. After/next/esok: persahabatan, pertemanan, like, kerja sama, “artinya: untung”.
32. After/next/esok: permusuhan, bertengkar, hate, amukan, marah, “artinya: rugi”.
33. Sekarang after PTN/PNS/UN apa? Misal after UN: logika turun, tidak tahu IPS.
34. Pakai logika, akal! RS, PTS, SD, SMP/A swasta nilai tinggi, “pikirkan after/next”.
35. Jadi dipikir 2x, dipikir-pikir dahulu, ditelaah, apa jadinya after, next, esok hari?
36. Jika after, next, esok hari: terjadi perang, hate, pertengkaran, amukan > bahaya.
37. Jika after, next, esok hari: terjadi kerja sama, like, friend, persahabatan > baik.
38. Misal lulus PTN/PNS dipikir 2x, program UN pun dipikir-pikir dahulu after, next.
39. Boleh misal after, next, esok hari kerja sama, pertemanan itu yang diharapkan.
40. Misal after UTAN: pintar bahasa inggris, pintar IPS, logikanya max, lebih tinggi.
41. Misal after SMPTN: tidak terfitnah, tidak salah paham, jelas, max, lebih tinggi.
42. Jadi dipikir 2x, dipikir-pikir dahulu, bahayanya pertengkaran, perang, keributan.
43. Misal after/next, esok lulus ITB, PNS keributan, pertikaian jadi itu maksudnya.
44. Jika after, next, esok hari menjadi sahabat, teman, kerja sama, itu yang dimau.

B) Tentang kasus: akta, surat, dana, jual beli, warisan, hutang (2 pihak)? Jelaskan!
45. Jika ada keributan 2 orang, 2 rumah, 2 mobil, 2 motor, “memang siapa sekitar”?
46. Jika Si A & Si B ribut kasus warisan, surat, hutang, jual beli siapa pihak Si C-Z?
47. Pakai logika! Si A & Si B, 2 mobil, 2 rumah ribut, lalu “siapakah sekitar mereka”?
48. Jika Si A & Si B ribut! “Apa Si C-Z ikut panik”? “Apakah itu urusan pemerintah”?
49. Jadi apa logikanya jika Si A & Si B ribut? Si C-Z atau sekitaran tidak perlu panik.
50. Jadi setidaknya ada logikanya, Si C-Z tidak perlu ribut, sekitar tidak perlu panik.

C) Bagaimana dengan SMPTN! Apa maksud website SMPTN? After tes? Jelaskan!
51. Bagaimana SMPTN? Diberi map isi nilai asli + registrasi bank, masa orientasi.
52. Bagaimana jika gagal? Nilai diketahui di website seperti hal: shopping, banking.
53. Bagaimana bentuk website? Website masukan PIN, password dan username.
54. Bagaimana jika lulus? Bisa diketahui di website, lalu ambil saja map di PTN.
55. Apa maksudnya? Tidak terfitnah, dibuat report di website, mirip: belanja, bank.
56. Jadi ketika lulus “di PTN anda mengambil map”, isi: nilai asli dan file registrasi.
57. Apakah isi website SMPTN? Nilai saat SMPTN, PG ke-1, PG ke-2, lulus/gagal.
58. Apakah semua bisa melihat? Tidak bisa, website mirip banking atau shopping.
59. Apa website itu? username: SMPTN 2022 + nama, password: nomor peserta.
60. After setelah UTAN, SMPTN jelas lebih max, lebih tinggi, tahu IPS, tahu Inggris.

D) Apakah anda mempunyai logika rumit, kompleks? Atau logika ringan, rendah?
61. Baiknya logika itu sedikit kompleks, rumit misal PTN, PNS tidak terfitnah, aman.
62. Logika itu terlalu rendah, ringan, misal after, next, esok: ribut, amukan, perang.
63. Logika itu apa bisa agak tinggi, lebih rumit? Misal tes PTN, PNS nyaman, aman.
64. Sederhana, rendah, ringan apa after program UN? Tidak tahu IPS, logika ringan.
65. Apa bisa sedikit rumit, agak kompleks? After, next, esok: persahabatan, friend.
66. Apa bisa agak tinggi, agak berat? After, next, esok: naik, maju, kuat, tidak jatuh.
67. Jika logikanya rendah, ringan maka after, next, esoknya: drop, perang, amukan.
68. Jika logikanya tinggi, rumit maka after, next, esok: kerja sama dan kepercayaan.
69. Logika rendah dan ringan? After, next: pertengkaran, permusuhan, drop, down.
70. Logika tinggi, kompleks atau rumit? After, next: maju, naik, sahabat, kerja sama.

 
Leave a comment

Posted by on July 1, 2019 in Uncategorized

 

Bagaimana Nasib Anak Cucu Kita?

  • Apa yang anda pikirkan tentang masa depan dan generasi kita?
  • Kita berharap masa depan yang cerah, baik, sukses, gemilang dan bahagia.
  • Kita berharap generasi kita maju, hebat, dihargai, dihormati, lebih baik.
  • Kita tidak ingin kehilangan masa depan, waktu, kesempatan serta peluang.
  • Kita berharap masa depan lebih baik, masa depan pun lebih berarti lagi.
  • Jika kita di bawah kita berharap anak cucu kita di atas, naik, lebih tinggi.
  • Kita tidak ingin terus dihina, dibenci, dilecehkan, dibuang atau digencet.
  • Tentu semuanya itu harus dipersiapkan, ditata, dirapihkan, dibenahi lagi.
  • Kita pun tidak ingin kehilangan sebuah harapan, saat bermakna, saat fatal.
  • Kita ingin suatu saat terdepan, teratas, tertinggi, berharga dan bermakna.
  • Kita tidak ingin masa depan generasi kita suram, gelap, terhina, tertindas.
  • Kita pun perlu saat-saat emas, saat bermakna, saat berharga, saat penting.
  • Jika kami orang terhina, terendah, teraniaya masa depan berharap tidak.
  • Jika kami buruk tentu berharap lebih baik, selalu lebih baik dan lebih lagi.
  • Apa rumusan yang benar?

  1. Berpikir logis, brain, matematika, logika, akal, IPA, bukan magic.
  2. Hal-hal update, upgrade, latest sistem.
  3. Inovasi, penemuan, terobosan-terobosan baru.
  4. Repaired, perlu adanya perbaikan sistem.
  5. Perubahan itu naik jadi versi 3,4,5 berubah “bukan turun versi” 5,4,3.
  6. Bertujuan lebih nyaman, aman, lengkap, “tidak”: merusak, menurun.
  7. Misal android kitkat, lollipop, oreo, “semakin”: lengkap, nyaman, enak.
  8. Misal ada 2 rasa lalu menjadi 4 rasa, windows 7 menjadi windows 10.
  9. Jadi perubahan itu bukan windows 10 menjadi windows 8, salah logika.
  • Apakah ada yang abadi?
    a. Kecantikan pun akan berubah menjadi wanita tua dan seorang nenek.
    b. Barang-barang bagus pun tentu nanti akan menjadi barang rusak.
    c. Barang baru, canggih, modern pun itu akan bisa menjadi barang kuno.
    d. Laki-laki tampan pun akan menjadi laki-laki tua, seorang kakek.
    e. Hidup menjadi mati, muda menjadi tua, atau hal-hal baru menjadi lama.
    Pertanyaan atas a-e (3):
  1. Apakah ada yang permanen, kekal, abadi “bekal” untuk anak, cucu kita?
  2. Adakah kesempatan emas, “apakah itu”? Kapankah peluang emas itu?
  3. Adakah keabadian hingga 100 tahun bahkan 500 tahun lagi “apakah itu”?

Kesempatan Emas
1. Jika anda “diberi waktu” untuk hidup 1x lagi, apa yang akan anda lakukan?
2. Jika ada hal yang abadi bekal anak cucu kita 100-500 tahun bagaimana?
3. Jika anda diberikan kesempatan emas, peluang emas apa akan diam saja?
4. Jika ada kesempatan emas dampaknya yang berkepanjangan, diam saja?
5. Jika ada kehidupan A.50 tahun atau B.500 tahun lalu pilih mana A atau B?
6. Jika ada kehebatan 50 tahun atau 500 tahun anda memilih yang mana?
7. Jika ada keuntungan 100K IDR atau 500K IDR, lalu anda pilih yang mana?
8. Jika ada gaji usaha 50 juta IDR atau 100 juta IDR, anda pilih yang mana?
9. Jika ada pilihan hidup kaya atau miskin lalu anda pun memilih yang mana?
10. Jika bernafas A.50 tahun atau B.500 tahun ada pun memilih yang mana?

  • Ada hal-hal naik, apakah anda naik? Jadi begini:
    a. Dahulu rendah sekarang tinggi, adanya perubahan peradaban, susunan.
    b. Dahulu kecil sekarang besar, jadi adanya usaha, kerja keras, kemauan.
    c. Dahulu bodoh sekarang pintar, tentu adanya usaha belajar dan sekolah.
    d. Dahulu di bawah sekarang di atas, akan kerja keras, usaha dan kemauan.
    e. Dahulu ringan sekarang berat, tidak tiba-tiba harus ada usaha, daya.
    f. Dahulu terhina sekarang terhormat, itu benar tentu perlu adanya usaha.
    g. Dahulu prt sekarang boss, itu bisa terjadi jelas harus berakal, berpikir.
    h. Dahulu miskin sekarang kaya, bisa terjadi jelas harus berlogika, berakal.
    Maka dengan itu kesimpulannya:
  • Semua itu benar, bisa terjadi jika sehat, waras, tidak terbalik atau tertukar.
  • Semua itu benar, bisa terjadi jika logis, berlogika, berakal, brain, berpikir.
  • Semua itu benar, bisa terjadi tetapi “bukan logika salah”, tidak drop, turun.
  • Semua itu benar, bisa terjadi tetapi harus berpikir, berlogika, tidak sakit.
  • Semua itu benar, bisa terjadi naik logika versi 3,4,5 tidak bisa turun logika.
  • Semua itu benar, bisa terjadi tetapi kita sehat, tidak bisa sakit versi 5,4,3.
  • Semua itu benar, bisa terjadi tetapi adanya hal: akal, pikiran, usaha, logika.
  • Apa yang tentu anda harapkan?

  • Kita harap naik versi dari versi 3, naik 4, naik 5, sistem pun lebih lengkap.
  • Kita berharap dari 3G, ke 4G, naik ke 5G, dari kitkat ke lollipop ke oreo.
  • Kita harap dari manual naik ke otomatis, naik ke digital, sistem jelas naik.
  • Kita harap dari kelas 3 naik ke kelas 4, naik lagi kelas 5, naik lebih tinggi.
  • Kita harap windows xp ke windows vista, naik ke windows 7, naik lagi 10.
  • Kita harap naik logika, jadi lebih pintar, lebih tinggi, lebih nyaman lagi.
  • Kita berharap lebih bagus, lebih baik, lebih nyaman serta lebih aman lagi.
  • Kita harap dahulu miskin sekarang kaya, dahulu rendah sekarang tinggi.
  • Kita berharap dahulu gelap sekarang terang, habis gelap terbitlah terang.
  • Kita berharap dahulu bodoh sekarang pintar, dari tidak tahu menjadi tahu.
  • Kita harap masa-masa keemasan lebih lama, lebih panjang, lebih kuat.
  • Kita harap hidup 1000 tahun lagi, hidup lebih lama dan lebih panjang lagi.
  • Kita harap kejayaan, jadi lebih jaya lagi, jika perlu jaya terus, tambah jaya.
  • Kita pun berharap naik level, naik tahta, naik kelas, naik status, naik gelar.
  • Kita pun berharap selalu tambah kaya, tambah pintar atau tambah gelar.
  • Kita berharap jika dahulu terhina dan terendah lalu naik derajat dan posisi.
  • Kita berharap naik dahulu ranking 10 sekarang ranking 1, nilai 70 jadi 80.
  • Kita berharap lebih nyaman dahulu hutang 10 juta IDR menjadi 1 juta IDR.

  • Bagaimana supaya harapan kita tercapai?

    1. Daya: berpikir, akal, mind, brain, logis, logika matematika, “tidak magic”.
    2. Usaha: belajar, bekerja, naik kelas, naik level dari level 3, level 4, level 5.
    3. Berdoa: dari daya, pikiran dan usaha ada doa semua pun atas izin Tuhan.
    4. Kasus usaha dari 3G, naik ke 4G, naik lagi 5G, dari lollipop naik ke oreo.
    5. Jelas adanya doa dan perhitungan matematika tidak hanya kasus magic.
    6. Jelas doa itu perlu tetapi daya, usaha dan pakai matematika naik versi.
    7. Kasus naik versi windows xp, naik windows vista, naik windows 7 lalu 10.
    8. Pakai matematika bukan versi 5,4,3,2 sistem naik logika 2G, 3G, 4G, 5G.
    9. Pakai matematika berlogika jadi tidak lollipop ke kitkat, tidak 4G ke 3G.
    10. Pakai matematika jelas, tidak magic, bukan kun fayakuun, bukan ghoib.
    11. Pakai matematika bagaimana 4G naik ke 5G? Bermain logika dan akal.
    12. Pakai matematika bagaimana lollipop ke oreo? Ada akal, berpikir logis.
    13. Pakai matematika bagaimana windows xp ke windows 10? Brain, mind.
    14. Pakai matematika bagaimana ranking 10 ke ranking 1? Jadi naik nilai.
    15. Pakai matematika bagaimana hutang 10 juta menjadi 1 juta? Tertebus.
    • Apa yang tentu anda tidak harapkan?
    • Kami tidak berharap hutang pun bertambah hutang dari 3 juta naik 5 juta.
    • Kami tidak berharap kanker pun bertambah parah misal stadium 2 naik 3.
    • Kami tidak berharap banjir bertambah misal 1 meter menjadi 10 meter.
    • Kami tidak berharap dulu kaya sekarang miskin, dahulu tinggi lalu rendah.
    • Kami tidak berharap dahulu terhormat lalu sekarang malu dan terhina.
    • Kami tidak berharap dahulu pintar lalu sekarang bodoh, malas dan ringan.
    • Kami tidak berharap dahulu ranking 1 sekarang ranking 10, posisi drop.
    • Kami tidak berharap dahulu 1 USD 12.000 IDR sekarang naik 14.000 IDR.
    • Kami tidak berharap dahulu hidup jaya sekarang melarat, terhina, malu.
    • Kami tidak berharap dahulu tinggi teratas lalu sekarang rendah terbawah.
    • Kami tidak berharap dahulu boss sekarang prt derajat pun turun, drop.
    • Kami tidak berharap dahulu enak lalu sekarang tidak enak, jelas kerugian.
    • Kami tidak berharap dahulu dipuji, dibanggakan sekarang terhina-hina.
    • Kami tidak berharap dahulu level 10 sekarang level 1, artinya turun kelas.
    • Kami tidak berharap dahulu nilai 100 sekarang nilai 50, nilai turun, drop.
    • Kami tidak berharap dahulu gaji 10 juta IDR sekarang gaji 1 juta IDR, drop.
    • Kami tidak berharap dahulu hp 4G sekarang hp 3G, sistem turun, drop.
    • Kami tidak berharap dahulu windows 10 turun windows xp, tidak nyaman.

    • Bagaimana “nasib” anak cucu kita 100 bahkan hingga 500 tahun lagi?

    • Apakah 1 USD bertambah menjadi 100.000 IDR atau 1 USD setara 1 IDR?
    • Apakah dahulu makan nasi berubah menjadi steak atau makan dedak?
    • Apakah dahulu naik motor berubah menjadi naik mobil atau naik becak?
    • Apakah dahulu minum susu berubah menjadi sari buah atau air sumur?
    • Apakah yang anda bisa berikan untuk bekal 100 bahkan 500 tahun lagi?
    • Apakah kita terhina atau terhormat saat 100 bahkan 500 tahun lagi?
    • Apakah yang kegelapan menjadi terang atau gelap pun semakin pekat?
    • Apakah maksud merendah? Apa besar jadi kecil atau tambah besar?
    • Apakah maksud terhina? Jadi apakah semakin rendah atau lebih tinggi?
    • Apakah maksud terhormat? Apakah kita naik kelas atau turun kelas?
    • Apakah yang bisa wariskan untuk anak cucu 100 hingga 500 tahun lagi?
    • Apakah warisan itu kemerdekaan, kehormatan, harga diri, kemakmuran?
    • Apakah memberikan ancaman atau kenyamanan kepada anak cucu kita?
    • Apakah warisan yang akan kami berikan “setelah kemerdekaan” 1945?
    • Apakah hanya ancaman yang diberikan untuk anak dan cucu kita nanti?

    Kesimpulan:
    1. Kita berharap 1 USD dahulu 13.000 IDR menjadi 1 IDR, tidak 100.000 IDR.
    2. Kita pun berharap habis gelap terbitlah terang, dari gelap lalu ke terang.
    3. Kita pun berharap makan nasi berubah menjadi makan steak tidak dedak.
    4. Warisan terberat adalah kemerdekaan, kemakmuran, kejayaan, kemajuan.
    5. Hati merendah adalah semakin tinggi, naik level lalu bukan turun level.
    6. Terhina bukan naik level tetapi terhina dahulu di level 10 sekarang level 1.
    7. Terhormat adalah naik kelas jadi dahulu level 1, naik level 2, naik level 10.
    8. Terhina bukan: naik jabatan, naik level, naik gaji terhina adalah turun level.
    9. Terhina bukan: naik gelar, naik kelas, kasus terhina ranking 1 menjadi 10.
    10. Warisan terbaik setelah kemerdekaan adalah kemakmuran, kehormatan.
    11. Warisan terbaik 100 bahkan 500 tahun sebuah harga diri, kehormatan.
    12. Warisan terbaik yaitu tidak terhina, berubah dari gelap terbitlah terang.
    13. Warisan terbaik setelah kemerdekaan yaitu kejayaan serta kesuksesan.
    14. Terhina adalah turun versi lollipop ke kitkat “bukan” naik versi ke oreo.
    15. Terhina yaitu dahulu windows 10 sekarang windows xp, 4G turun ke 3G.
    16. Nilai matematika perlu bagaimana bermain logika, akal 4G naik ke 5G.
    17. Nilai brain, mind jelas inti perubahan bagaimana lollipop naik ke oreo.
    18. Nilai pikiran itu inti bagaimana windows xp naik ke windows 7 atau 10.
    19. Mind, brain, logika, pikiran logis, “bukan”: magic, ghoib, kun fayakuun.
    20. Naik level pun pakai matematika, naik versi 2G, 3G, 4G, 5G tidak ghoib.
    21. Terhormat itu naik level misal versi 3,4,5 “bukan”: dari versi 5,4, lalu 3.
    22. Terhormat dahulu 1 USD 13.000 IDR naik 10.000 IDR, naik ke 1000 IDR.
    23. Terhormat naik logika: 2G, 3G, 4G, 5G, “tidak” windows 10 turun ke xp.
    24. Terhormat naik posisi: ranking 10 naik ke ranking 1, naik grade B ke A.
    25. Terhormat itu pakai akal, mind, brain, pikiran logis, naik level 4G ke 5G.

    • Apakah kasus nyata dalam perubahan versi? (lollipop ke oreo, 4G ke 5G)
    • Dalam berdagang tidak bisa 100% kaya, 100% IPA perlu dibagi 2 atau 3 tahap.
    • Dalam berdagang jika dibagi 3 level: 25% high, 25% low, serta 50% normal.
    • Jika 2 level: 70% low+30 % high, 70% IPS+30% IPA, 70% normal+30% smart.
    • Tidak bisa 100% smart perlu diseleksi terbagi: 30% smart dan 70% normal.
    • Soal tes tidak bisa 100% sulit, 100% dibagi 3: mudah, mudah, sedang, sulit.
    • Soal tes 25% mudah, 25% sulit, 50% normal, rata-rata 70%an, maximal 85%.
    • Dalam materi tidak bisa 100% IPA tetapi: IPA+IPS lalu tahap pengerucutan.
    • Awal IPA, IPS lau lmengerucut SMA IPA/IPS mengerucut lagi fakultas IPA/IPS.
    • IPA+IPS pengerucutan: 30% IPA dan 70% IPS, eksekutif 30% dan normal 70%.
    • Jika SMA “grade A+”: 80% IPA, 20% IPS dan “total SMA”: 30% IPA, 70% IPS.
    • SMA normal maka disajikan “8 kelas”: 3 kelas SMA IPA dan 5 kelas IPS SMA.
    • Jika kereta api disajikan 9 kelas: 3 high class, 6 low class, “bukan”: 100% high.
    • Dua teori: a) 25% eksekutif, 50% bisnis, 25% ekonomi, b) 70% low, 30% high.
    • Jadi ada pengerucutan dari 100 ke 10, pengerucutan dari 10 ke 3, lalu 3 ke 1.
    • “Bukan” diawali IPA lanjut ke IPS, “jelas”: dari IPA dan IPS mengerucut ke IPS.
    • Teori kerucut: a) IPA+IPS > IPA, b) IPA+IPS > IPS, “bukan”: IPA>IPS, IPS>IPA.
    • Dari IPA dan IPS mengerucut SMA IPA mengerucut lagi fakultas kedokteran.
    • Setiap kegiatan perlu ada report misal kegiatan PTN, UTAN, UTAS, CPNS.
    • Kegiatan tanpa report itu salah misalkan PTN bagai: hasil lab darah, rontgen.

    • Bagaimana rumus perubahan versi? (kerucut, naik versi)
      Rumus 1: a) x+y>x, b) x+y>y, c) x>x, d) y>y, bukan: x>y, bukan: y>x.
      Rumus 2: 20x>10x, 20%>10%, bukan 10x>20x, bukan 10%>20%.
      Rumus 3: Pengerucutan sistem dari 100 peserta maka 100>10>3>1.
      Bahas!

    1. IPA+IPS>IPA>IPA , IPA+IPS>IPS>IPS, lalu IPA>IPA dan IPS>IPS.
    2. Bukan: IPA>IPS, IPS>IPA.
    3. Pengerucutan 10 besar, pengerucutan lagi 3 besar, ambil 1 juara umum.
    4. Nilai juara 99>95>93, bukan 95>99, bukan 93>99, jadi 100>75>50.
    5. Ada “edisi khusus” misal 1 bonus dari 2, 1 kelas unggulan dari 10 kelas.
    • Apakah perbandingan tinggi, rendah dalam 100 sampel? (naik versi)
    • Dalam 100 sampel 25 sulit, 25 mudah, 25 normal, rata-rata: 70-75, max: 85.
    • Dalam 100 sampel 70% miskin, 30% kaya, “bukan”: 50% miskin, 50% kaya.
    • Dalam 100 sampel “bukan”: 100% high, “seharusnya”: 30% high, 70% low.
    • Dalam 100 sampel “bukan”: 50 high, 50 low, “seharusnya”: 30 high, 70 low.
    • Dalam 100 sampel “bukan”: 50 IPA, 50 IPS ,”seharusnya”: 30 IPA, 70 IPS.
    • Dalam 100 sampel 2? a) 25 low, 25 high, 50 medium atau b) 70 low, 30 high.
    • Dalam 100 sampel siswa: 30 high, 70 normal, “bukan”: 50 high, 50 normal.
    • Dalam 100 sampel siswa: mengerucut 10, mengerucut 3, mengerucut lagi 1.

    • Bagaimana dengan edisi spesial? (naik versi)

    • Bolehlah edisi spesial bisa ada 1 kelas khusus jumlah total 10-12 kelas.
    • Bolehlah edisi spesial bisa ada 1 bonus dari pembelian 2 atau 3 paket.
    • Bolehlah edisi spesial bisa ada 1 soal gratis benar anolir dari 25 soal ujian.
    • Bolehlah edisi spesial bisa ada 1 kelas bimbingan peminat kedokteran.
    • Jika peringkat ada 1 juara umum atau 3 besar atau 10 besar pemenang.
    • Peringkat ke-1 99%, ke-2 95%, ke-3 93%, ke-1 pun 99% juara umum.
    • Ada 3 besar 99%, 95%, 93% juara umum 99%, “tidak”: ke-1 95%, ke-2 93%.
     
    Leave a comment

    Posted by on March 31, 2019 in Uncategorized

     

    Tags:

    Kasus “Pembunuhan Mahluk Halus” Sunda Jabar

    A

    Siapakah Wahyudin? -/+? +, kenapa? Berikut adalah paparannya:
    1. Pelaku kasus alam ghoib, “kunci kasus guna-guna” pemerintah Bandung.
    2. Tampilan Wahyudin sederhana bahkan blo’on, ringan tetapi kunci utama.
    3. Sebab Jl. Haruman 20 mengalami gangguan mental karena Wahyudin.
    4. Ketika Haruman 20 gangguan mental maka ITB, FK Unpad/RSHS jatuh.
    5. Saat Haruman 20 terganggu metal maka SMAN 3&5 Bandung terjatuh.
    6. Hanya 1 pelaku saja tidak lebih Wahyudin bukan yang lain, sejak 2001.
    7. Seharusnya ramai pada tahun 2006 supaya ITB, Unpad tidak terbunuh.
    8. Jika Wahyudin ramai 2002 apalagi Si Adi ada di FT ITB, tidak bisa gagal.
    9. Jika Wahyudin ramai 2006 maka FK Unpad/RSHS, ITB tampil elite, jelas.
    10. Jika Wahyudin ramai 2006 maka tidak ada kasus pendidikan Bandung.
    11. Jika Wahyudin ramai 2006 logika ITB, Unpad bagai SMAN 3 Bandung.
    12. Jika Wahyudin ramai 2006 maka 2018 Unpad bagai Undip, UGM, Unair.
    13. Jika Wahyudin ramai 2006 Bandung logika tinggi, Haruman gagal PTN.
    14. Jika Wahyudin ramai 2006 nilai ujian dipikirkan, tidak seperti saat ini.
    15. Jika Wahyudin ramai 2006 logika lulus bagai SMAN 3 Bandung di ITB.
    16. Jika Wahyudin ramai 2006 tidak lulus begitu saja, dipersoalkan nilai.
    17. Jika Wahyudin ramai 2006 Unpad, ITB tidak meluluskan score rendah.
    18. Jika Wahyudin ramai 2006 “sakit gagal pemerintah”, jadi iri hati lulus.
    19. Jika Wahyudin ramai 2018 ITB, Unpad ada kasus Gita, Galih, Geody, dll.
    20. Wahyudin? Jadi Dida bukan Dida, Reni bukan Reni, Renar bukan Renar.
    21. Mitha bukan Mitha, Trisye bukan Trisye, Fitrianti bukan Fitrianti, dst.
    22. Ranjang RSHS kamar 3 bed 1 mungkin suami, ayah, ibu yang dipanggil.
    23. Pada akhirnya Wargahadibrata itu karena Haruman gangguan mental.
    24. Wargahadibrata terjatuh start dimulai dari Wahyudin lalu ke Haruman.
    25. Tanpa disadari Haruman 20 terganggu mental lalu ke Wargahadibrata.
    Ringkasan!
    – Jadi Rute Kasusnya:
    1) Wahyudin -> 2) Haruman 20 -> 3) Wargahadibrata -> 4) Pemda Bandung.
    – Kasus yang ada Mitha bukan Mitha, Renar bukan Renar, Dida bukan Dida.
    – Penukaran roh yang dilakukan Wahyudin menyebabkan gangguan mental.
    – Jadi jika di RSHS area bed 1 kamar 3 orang tua, suami, anak pun terlibat.
    – Penutup: “kunci utama” kasus ilmu guna-guna Bandung adalah Wahyudin.

    B

    – Tentang “kunci-kunci kasus ilmu guna-guna” pemerintah ialah Wahyudin.
    – Kasus? Trisye bukan Trisye, Mitha bukan Mitha, Renar bukan Renar, dst.
    – Dida bukan Dida, Fitrianti bukan Fitrianti jadi boleh saja Fitrianti negatif (-).
    – Jika Wahyudin ramai pada tahun 2006 maka Unpad/ITB tidak ada kasus.
    – Kasus apa? Gita, Yoggi, Geody, Tartila, Galih, Rineta. Selambatnya di 2011.
    – Kapan paling terlambat? Jika dipikirkan 2011 itu fatal, terlambatnya 2011.
    – Jika Wahyudin ramai 2002 maka Si Adi masuk FT ITB karena nilai terbaik.
    – Jika Wahyudin ramai 2002 sakit iri, mereka sakit gagal masuk pemerintah.
    – Jika Wahyudin ramai 2002 jealous ke Si Adi, sakit gagal ujian pemerintah.
    – Jika Wahyudin ramai 2002 bukan sakit lulus ITB/Unpad tetapi sakit gagal.
    – Jika Wahyudin ramai 2006 ITB logika tinggi, nilai masuk pun dipikirkan.
    – Jika Wahyudin ramai 2006 logika tidak rendah, FK Unpad bergengsi, elite.
    – Jika Wahyudin ramai 2006 bukan logika ini tetapi mempersoalkan nilai.
    – Jika Wahyudin ramai 2006, 2018 Unpad/ITB bagai: UI, UGM, Undip, Unair.

    C

    Jadi apa maksud Reni bukan Reni? Kasus roh! Jelaskan!
    – Telah terjadi penukaran roh bahwa jasadnya itu berbeda dengan rohnya.
    – Telah terjadi Mitha palsu bahwa jasadnya Mitha tetapi bukan roh Mitha.
    – Semua hanya satu pelaku Wahyudin, jadi jasad itu bukan roh itu, tertukar.
    – Roh yang sebenarnya bukan itu? Semua hanya satu persoalan Wahyudin.
    – Jadi persoalannya Wahyudin yang menukar roh-roh Haruman Bandung.
    – Bisa diselesaikan? Bahwa kelulusan ITB/Unpad karena kasus Wahyudin.

    D

    Apa yang menyebabkan Wahyudin begitu? Jelaskan!
    – Darah Anne Dewi Gina yang membuat persoalan, jadi media Anne’s blood.
    – Kenapa darah Anne Dewi gina? Jadi Anne mengambil darah sendiri.
    – Darah Anne membuat perasaan sebal, benci, tidak suka, never want, hate.
    – Di awang-awang Wahyudin pun: menjatuhkan pikiran, otak, kecerdasaan.

    E

    Kunci utama kasus guna-guna kenapa pada masuk, dijelaskan:
    I) Anne Dewi Gina:
    1. Melalui media darah (blood) sering ambil darah.
    2. Area: adanya di heart.
    3. Dampaknya: sebal, benci, tidak suka, “never need”, never want (hate).
    4. Terlalu dalam (too deep and very high).
    II) Wahyudin:
    1. Melalui sejenis laser, sinar, pancaran, magnetik.
    2. Area: otak, telinga, rahang, (area tengkorak).
    3. Dampaknya: pikiran ringan, pikiran rusak, gila (too crazy, fool).
    4. Terlalu tinggi (too deep and very high magic).
    III) Anne dan Wahyudin? Satu perilaku, satu sifat, satu karakter, satu tipe.
    1. Semua pada masuk ada “satu pintu gerbang utama Anne Dewi Gina”.
    2. Pintu gerbang utama tersebut harus diputus, ditutup, tidak bisa masuk.
    3. Jika “pintu gerbang utama dimatikan maka lalu lintas tentu terputus”.
    4. Intinya Anne Dewi Gina pintu utama lalu semua pada masuk sederhana.

    F

    Bagaimana dengan kasus-kasus pembunuhan roh? Jelaskan!

    – Roh tersebut bukan roh biasa-biasa saja, bukan roh normal, bukan roh wajar.
    – Roh tersebut menjatuhkan gila, sakit atau bunuh diri terhadap orang lain.
    – Roh tersebut “jika dibiarkan jelas akan menelan lebih banyak korban lagi”.
    – Roh tersebut “sebaiknya dipisahkan, jangan beredar seenaknya saja”.
    – Roh itu pikirannya rendah, bahaya, tidak berpikir, tidak ada tata tertib, aturan.

    Apakah Si Adi mengirim ilmu guna-guna ke orang lain? Jelaskan!
    – Si Adi hanya melakukan pengobatan alternatif, pijat refleksi tenaga dalam, susu kuda liar, bekam, tusuk jarum, herbal, pengobatan non medis (alternatif).
    – Si Adi tidak melakukan ritual guna-guna, hanya pengobatan alternatif saja.
    – Apa alasannya? Sakit kepala, pusing, stress mencoba jalur/cara alternatif.
    – Jadi intinya Si Adi itu tidak pernah melakukan ilmu guna-guna, santet, teluh.

    Apa ada tujuan atau maksud anda atas kasus roh tersebut?
    – Menyelamatkan orang banyak supaya tidak bertambah korban-korban lagi.
    – Ngomel karena tidak bisa seenaknya saja, perlu adanya aturan dan hukum.
    – Tidak boleh seenaknya saja orang lain ditusuk ketiak, kepala, kaki, perut.
    – Jika tidak suka, beda pandangan, tidak seenaknya saja orang lain ditusuk.
    – Intinya kasus tusukan itu berakhir, aman dan tidak ada kasus begitu lagi.
    – Bersaing atau berbeda pandangan bukan begitu jalan yang kalian tempuh.

    Siapa pelaku guna-guna sebenarnya? Jelaskan!
    – Pelakunya adalah Anne Dewi Gina lalu tidak ada pelaku-pelaku yang lainnya.
    – Haruman 20 tidak sadarkan diri di ITB, FK Unpad/RSHS sebab ditusuk Anne.
    – Posisi Anne ada di awang-awang hingga pemerintah pun terganggu mental.
    – Anne berupa darah (blood), Anne menyimpan niat jahat kepada pemerintah.

    Jadi dari kasus Reni, Firman, Fitrianti, Gita, Hana, Ekta, Dida, Mitha, Renar, Iin, Busye, Diana, Tila, dll sedikit kata 1 pelaku saja Anne Dewi Gina (Wahyudin).
    Begini Anne Dewi Gina itu bukan berbentuk paku, tanah kuburan, beling, silet tetapi berbentuk darah ngumpet di jantung terlalu dalam intinya kebencian.
    Jadi darah Anne Dewi Gina menimbulkan kebencian hingga terjadi keributan dimana-mana, magic kebencian itu yang membuat perkelahian di Haruman.
    Wahyudin yang memberikan perintah begini begitu untuk tindakan Anne jadi intinya ranjang bayi itu punya ayah atau ibu? Intinya itu instruksi Wahyudin.

    – Apakah Si Adi punya kekuatan magic? “Si Adi tidak ada kuatan magic hanya kecerdikan, kecerdasan pikiran” itu yang menjawab kasus paranormal ini.
    – Jadi Si Adi itu no magic, no too rich and very clever intinya pikiran Si Adi itu yang merekayasa kasus ini. No magic hanya rekayasa kecerdasan Si Adi.
    – Begini seolah-olah Si Adi mengerti ilmu guna-guna ternyata hanya rekayasa kecerdasan logika saja “Si Adi itu no magic, no too rich and very clever”.
    – Apa maksudnya hanya Anne saja? Jadi darah Anne yang menimbulkan rasa kebencian hingga selalu terjadi ribut pertengkaran di keluarga Haruman.
    – Dimana letak darah Anne? Di area jantung terlalu dalam bukan berupa paku, rambut, kaca, silet, tanah kuburan tetapi “darah Anne” membuat kebencian.
    – Jika ada rumah Jl. Anggrek No. 1 apakah salah saya berkata ayah, ibu, anak-anaknya? Ayahnya tidak tahu, ibunya tidak tahu, anaknya pun tidak tahu.
    – Jika ada pasien RS di bed 6 apakah bapaknya berkata siapa saya? Lalu Ibu berkata siapa saya? Harus bagaimana? Jadi bed Anne kontak siapa saja?
    – Fitrianti, Reni, Dida, Trisye, Mitha, Teddy, Gita, Gina, Busye dll tidak benar (-) lalu Anne diperintah oleh Wahyudin jadi Anne ada instruksi dari Wahyudin.
    – Selalu terjadi pertengkaran di Haruman jadi kesimpulan kasus Haruman 20 adalah Anne berbentuk darah terlalu dalam (heart) dan bersifat kebencian.
    – Kerumitan kasus Haruman di Kota Bandung seperti Gita, Fitrianti, Reni, Dida, Ekta, Firman satu pelaku Wahyudin (blood, heart, too deep, hate, too crazy).

    – Siapa pelaku Reni Ghrahani, Mitha, dll? Pelakunya Wahyudin bukan Si Adi.
    – Kenapa? Jadi pertengkaran Haruman 20 hanya 1 pelaku saja Wahyudin.
    – Jadi Si Adi bukan pelaku kasus Kota Bandung tetapi pelakunya Wahyudin.
    – Misal di ITB, Unpad, FK Unpad/RSHS, SMAN 3&5 Bandung, perminyakan.
    – Saya sudah katakan bukan Si Bagus pelakunya, jadi maunya bagaimana?

    Apakah fitrianti pelaku dan bersalah? Jelaskan!
    – Fitrianti bukan fitrianti, mitha bukan mitha, reni bukan reni, dida bukan dida, trisye bukan trisye hanya “1 pelaku Wahyudin sumber kasus Haruman 20”.
    – Apa maksudnya? Memang itu jasad fitrianti tetapi rohnya bukan fitrianti, jadi roh fitrianti keluar tetapi jasadnya fitrianti, jadi tindakan itu dikira fitrianti.
    – Apa maksudnya bukan fitrianti asli? Jadi ada pertukaran roh, seolah-olah hal IPA atau fisika tetapi roh fitrianti tertukar begitu pula trisye, dida, mitha, dll.

    Kesimpulan: Kasus guna-guna Anne Dewi Gina (+), jika Si Adi ngeguna-guna kata siapa (+/-)? Seperti anak TK taman kanak-kanak saja perkataan guna-guna.
    Kasus ambulan, rumah sakit, mahdi, dajal, kuntilanak, genderowo, firaun, dll apa perbuatan dan perkataan anak TK? Jadi kasus guna-guna siapa +/-? Tentukan!

    G

    KISAH NYATA INI TERBUKTI, BACALAH BUKTI LAMPIRANNYA! (FK UNPAD/RSHS BANDUNG)

    Ada pun kasus pembunuhan guna-guna di RSHS Jawa Barat (Wargahadibrata):
    1.http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2011/05/03/143836/siswa-smp-tewas-gantung-diri
    2.http://bali.tribunnews.com/2016/12/05/asal-usul-kisah-suster-ngesot-tolong-jangan-dibaca-malam-hari
    3.http://news.detik.com/berita/d-3212493/kisah-ambulans-jl-bahureksa-bandung-dari-cerita-horor-kini-jadi-barang-antik
    4. https://jurixjabrix.wordpress.com/2012/12/20/hantu-ambulans-penghuni-bahureksa-15/
    5.http://www.tribunnews.com/regional/2017/06/10/kisah-sopir-pengantar-jenazah-di-rshs-harus-kuat-nyali-duduk-harus-tegak
    6. https://www.wattpad.com/4951714-room-13
    7. Kasus Bagus Setiadi Gurmilang oleh keluarga Ciamis (Panjalu, Rawa, Kawali, Sadananya, Sudirman “makam belakang gedung SMPN 5 Ciamis”/kasus 1).
    – Kasus FK Unpad/RSHS tersebut positif (+), valid, nyata/tidak omong kosong.

    H

    1. Ada pun kasus kun fayakuun “jika berkehendak maka terjadilah”, misal pada kasus-kasus berikut:
    • Jika berkehendak lulus maka lulus.
    • Jika berkehendak kaya maka kaya.
    • Jika berkehendak bunuh diri maka bunuh diri.
    • Jika berkehendak sembuh maka sembuh.
    • Jika berkehendak gila maka gila.
    • Jika berkehendak lulus IPA maka lulus IPA.
    • Jika berkehendak sulit maka sulit.
    • Jika berkehendak mudah maka mudah.
    • Jika berkehendak suka maka suka.
    • Jika berkehendak benci maka benci.
    1. Pada kasus tersebut perkataan langsung terjadi, diijabah, terwujud.
    2. Pada kasus kun fayakuun jelas tidak logis, tidak normal, tidak wajar.
    3. Pada kasus kun fayakuun hal lulus, gagal, mudah, sulit, turun, naik.
    4. Pada kasus kun fayakuun perkataan diijabah tetapi aneh atau ajaib.
    5. Pada kasus kun fayakuun tergolong ilmu sihir, jadi terjadi tiba-tiba.
    6. Pada kasus kun fayakuun obrolan, perkataan akan terjadi, terwujud.
    7. Pada kasus kun fayakuun tiba-tiba sembuh, sakit, suka, benci, gila.
    8. Pada kasus kun fayakuun lulus, gagal, kaya, sulit tetapi tidak normal.
    9. Tampilan yang ada tidak sehat, tidak logis cendrung mengagetkan.
     
    Leave a comment

    Posted by on December 10, 2018 in Uncategorized

     

    Keputusan kasus Ibu Naely, S.Pd? Jelaskan!

    A

    – Sebagai “orang tua murid Ibu Naely mempermainkan nilai anaknya Wildan”.
    – Nilai Wildan itu yang dipersoalkan atas permainan nilai oleh guru-guru SMA.
    – Nilai Si Adi tidak ada urusan dengan Ibu Naely Farida (guru sekolah lain).
    – M. Wildan dipermainkan “perhatian lebih” karena guru kedatangan Ibu Naely.
    – Apakah M. Wildan yang bermasalah? Ya, guru-guru kedatangan Ibu Naely.
    – Pada dasarnya “jika dijabarkan itu kasus nilai Wildan”, bukan nilai orang lain.
    – Jadi jika diuraikan permainan Wildan oleh Ibu Naely itu, bukan kasus Si Adi.
    – Profesi Ibu Naely adalah eks guru sastra Indonesia SMAN 3 Bandung 2002.
    – M. Wildan teman kelas Si Adi (bukan satu bangku) eks 1-9 SMAN 8 Bandung.
    – Perkenalan Ibu Naely dan Ibu Trisye di kelas SMAN 8 Bandung 1999-2002.
    – Di SMAN 8 Bandung Ibu Naely Farida sebagai orang tua murid, bukan guru.
    – Di SMAN 3 Bandung sebagai guru, SMAN 8 Bandung sebagai orang tua murid.
    – Kasus yang ada sesama orang tua murid bermain ke mall, pasar, stasiun, dll.
    – Kasus yang ada belanja ke Ibu Naely barang bekas dikatakan baru: kulkas, dll.
    – Kasus belanja apa? Jadi orang tua murid di kelas promosi barang dagangan.
    – Ibu Naely pun jelas berkasus di SMAN 3 Bandung 2002, kasus kelas nilai ujian.
    – Kasus yang ada Ibu Naely bermasalah dengan muridnya di SMAN 3 Bandung.
    Jadi kesimpulannya Ibu Naely mempunyai 3 perkara:
    1. Sebagai orang tua murid terhadap anaknya, permainan guru dan orang tua.
    – Pengajar kedatangan Ibu Naely dengan meminta perhatian yang berlebih.
    2. Sebagai orang tua murid terhadap orang tua murid lainnya “hal dagangan”.
    – Dagangan kulkas, rice cooker, dispenser, mesin cuci bekas dikatakan baru.
    3. Sebagai pengajar terhadap muridnya di sekolah tempat beliau mengajar.
    – Persoalan nilai-nilai ujian Ibu Naely di kelas Ibu Naely mengajar, kasus nilai.

    B

    – Pada kasus ujian nasional dipersoalkan guru, angkatan, “khususnya ruangan”.
    – Ada pun yang dipersoalkan adalah “Ita” bekas Jl. Haruman No.19 Bandung.
    – Keluarga Si Adi berada di alamat Jl. Haruman No.20 Bandung, berhadapan.
    – Ita tentu eks murid IPA 5 SMAN 8 Bandung 1999/2002 teman ruangan Si Adi.
    – Ita mengerti Si Adi di 3 IPA 5 bahkan Ita pun teman kelas Wildan di eks 2-7.
    – Ita pun teman ruangan Wildan di eks 2-7, teman ruangan Si Adi di eks 3 IPA 5.
    – Si Adi sudah menjelaskan teman ruangan Wildan di eks 1-9 SMAN 8 Bandung.
    – Ita, Wildan dan Si Adi saling terhubung terutama inti masalah ujian nasional.
    – Pada kasus ujian nasional jangan menanggapi tante, paman, kakek, nenek, dll.
    – Ada 2 alamat: Jl Haruman No.19 (Ita), Jl. Haruman No.20 (Keluarga Si Adi).
    – Kasus ujian nasional, kasus ruangan hubungi Ita Jl. Haruman No.19 Bandung.

    C

    Bagaimana dengan kasus private les SMA ketika Si Adi SMA? Jelaskan!
    1. Apakah guru-guru SMA tersebut memberi private les IPA ke Si Adi?
    – Guru-guru SMA tidak pernah ada pertemuan di luar kelas, tidak les.
    2. Apakah mahasiswa ITB, alumni SMAN 8 Bandung mengajar private les?
    – Ya, private les mahasiswa ITB, alumni SMAN 8 Bandung mengajar les.
    3. Apakah setelah membayar lalu putus kontrak private les (hilang)?
    – Kasus yang ada “tidak sesuai kontrak”, bayar private les lalu putus.
    – Kasus yang ada private les alumni SMAN 8 Bandung, eks, mahasiswa.
    4. Siapakah yang memberikan penjelasan materi, tugas, nilai ujian?
    – Penentu guru-guru SMAN 8 Bandung 1999/2002 di kelas secara formal.
    – Guru resmi di sekolah yang memberikan materi, tugas, nilai-nilai ujian.
    5. Jadi apakah materi, tugas dan nilai ditentukan oleh mahasiswa ITB?
    – Tidak mereka, semua jelas ditentukan oleh guru-guru resmi di sekolah itu.
    – Nilai-nilai, penjurusan IPA/IPS, bahan ujian ditentukan oleh guru resmi.
    – Mahasiswa ITB, eks SMAN 8 Bandung tidak menentukan nilai dan ujian.

    D

    Berikut foto Wildan eks kelas 1-9 & Ita eks 3 IPA 5 SMAN 8 Bandung 1999/2002.
    – Wildan & Bagus eks 1-9 1999/2002.
    – Wildan & Ita eks 2-7 1999/2002.
    – Bagus & Ita eks 3 IPA 5 1999/2002.
    – Ita: Jl. Haruman No.19 Bandung, Keluarga Si Adi: Jl. Haruman No.20 Bandung.

    1-9 SMAN 8 Bandung

    II-6 SMAN 8 Bandung

    3 IPA 5 SMAN 8 Bandung

    E

    Tambahan! Kasus PRT dan guna-guna adalah:
    * Bagaimana dengan keputusan pada kasus-kasus PRT? Jelaskan!
    1. Apa kasus-kasus yang terjadi dengan PRT?
    – Tidak ada kasus apapun Si Adi dengan PRT.
    2. Siapakah nama majikan dari PRT tersebut?
    – Majikan PRT adalah Trisye Dewi Gayatri.
    3. Dimanakah alamat PRT tersebut bekerja?
    – Alamat: Jl.Bekasi Timur Gg.I/9, Jatinegara, Jakarta Timur, Indonesia 13350.
    4. Siapakah nama-nama PRT Si Adi tersebut?
    – Nurhayati, Usep, Dede Sulaiman, Maryati, Supriyati, Sumiati, Agus, Inah.
    5. Kapankah periode PRT tersebut bekerja?
    – Sebelum tahun 2016, sekitar tahun 1996-2016.
    6. Siapakah saksi-saksi pada kasus PRT tersebut?
    – Tukang bangunan: Asep, Agus, Hermin, supir: Usep Nurdin.
    7. Jadi apakah ada Si Adi di dalam rumah PRT itu bekerja?
    – Jika alamat Jatinegara Jakarta Timur Si Adi ada, selain itu tidak ada.

    F

    * Bagaimana dengan kasus pembunuhan guna-guna? Jelaskan!
    1. Siapakah pelaku, si pembunuh kasus guna-guna? Positif (+)!
    – Pelaku pembunuhan orang sunda, Jawa Barat (ITB, Unpad).
    – Berbentuk guna-guna radio, elektronik, kepala kambing/kebo.
    – Siapakah Henny (Tutu)? (Riwayat perjalanan hidup Henny)
    2. Siapakah korban, si penderita sakit guna-guna?
    – Korban pembunuhan guna-guna adalah Si Adi.
    3. Apakah Si Adi melakukan pembunuhan guna-guna? (+/-)!
    – Si Adi tidak melakukan pembunuhan guna-guna negatif (-).
    – Si Adi hanya melakukan pengobatan via non medis/alternatif pijat, gurah.
    – Jadi maksudnya susu kuda liar, pijat refleksi, air doa, gurah mata, terapi.
    – Nilai positif (+) pelaku kasus guna-guna adalah Anne Dewi Gina/Wahyudin.
    – Nilai positif (+) sejak 2007 perlu waspada, gawat pelaku Anne Wahyudin.
    – No Fitrianti, no Dida, no Hana, no Teddy, no Hetty, no Trisye, no Firman, no Iin.
    – No Herry, no Gita, no Reni, no Decky, no Irvan, no Ferry, no Busye, no Ekta, dll.
    – Pelaku hanya satu: “Anne Wahyudin” penyebab kehancuran pemerintah RI.
    – Pemerintah: SMPN 5 Bandung, SMAN 5 Bandung, ITB, Unpad, FK Unpad/RSHS.
    – Apa penyebabnya? “Tusukan awang-awang”, mereka tertusuk Anne Wahyudin.
    – Ada hal “KUNCI” ilmu guna-guna adalah Wahyudin (+), hanya 1 kunci kasusnya.

    G

    Apa langkah-langkah agar tidak ada persoalan ujian PTN? Jelaskan!
    – Membuat laporan ujian bagaikan hasil laboratorium dokter.
    – Laporan PTN harus setara laboratorium dokter: max, min, rata-rata, nilai.
    – Hasil darah misal trombosit, HDL nilai pasien, nilai normal, bagaimana?
    – UI ambil di Balairung UI, ITB ambil di Sabuga, Unpad di gedung DU Unpad.
    – Misal matematika dasar: Nilai 85%, max 100%, min -5%, rata-rata 63%.
    – Misal nilai PTN tahun 2002: Nilai 65%, max 75%, min -5%, rata-rata 22%.

    H

    Apakah ada persoalan pendidikan? Bahan pembahasan cukup sedikit saja:
    – Panggil yang mana orangnya IPK 3,60 dan IPK 2,90?
    – Panggil yang mana orangnya nilai 100 dan nilai 55?
    – Panggil yang mana orangnya kelas IPA dan kelas IPS?
    – Panggil yang mana orangnya ujian nilai A dan nilai C?
    – Panggil yang mana orangnya yang lulus dan gagal ujian?

    I

    Ada kasus, jika kita belajar apa yang akan ditampilkan? Nilai, apa? Dijelaskan!
    1. Nilai sistem: nilai sistem terlihat setelah dimasak, diolah, dibumbui, matang.
    2. Nilai bahan: nilai bahan jadi nilai diminta, “bukan yang diperoleh dari sistem”.
    – Jadi jika kita mempunya bahan: misal 40,02 apakah itu nilai sistem? Tidak itu.
    – Setelah bahan utama dimasak, diolah, dibumbukan maka tampil nilai sistem.
    – Nilai bahan bukan dari sistem tetapi nilai sistem tampil setelah bahan diolah.
    – Kita buktikan nilai bahan Si A 90, Si B 95, Si C 98 bagaimana setelah dimasak?
    – Pada dasarnya “nilai bahan bukan punya sistem, nilai sistem setelah diolah”.
    – Jadi jika nilai bahan 95 siapakah yang memasak dan memberi bumbu dapur?
    – Apakah nilai bahan 95 setelah dibumbui, dimasak, diolah akan matang 100%?
    – Memang bahan bernilai A 90, B 95, C 98 apakah bisa memasaknya? Catatan!
    – Bagaimana setelah dibumbui, dimasak lalu matang? Apa anda bisa memasak?
    – Jika tidak bisa menggoreng maka makanan gosong, bau, tidak enak, bahan?
    – Jadi memasak, membumbui, menggoreng rasanya setelah diolah enak, sedap.
    – Pada dasarnya nilai bahan utama, lalu nilai sistem pada masakan, olahannya.
    – Nilai bahan 95 bagaimana anda menggorengnya bisa? Makanan harus sedap.

    J

    Bagaimana caranya membuat PG (passing grade)?
    – PG ke-1 seharusnya USBN ke-1, PG ke-1 tidak bisa USBN peringkat urut ke-3.
    – PG ke-3 seharusnya tidak USBN ke-1, tidak bisa berlari finish awal juara ke-3.
    – PG ke-1 harus disetujui oleh semua sekolah SD/SMP/SMA saling terhubung.
    – PG ke-1 tidak hanya pihak SMPN 2 Bandung tetapi semua ikut SD/SMP/SMA.
    – PG ke-1 SMPN 2 Bandung disetujui minimal semua kampus SMP Bandung.
    – PG 40,02 apa itu nilai sistem? Itu nilai bahan dari SD, nilai sistem jelas USBN.
    – PG 109 apa itu nilai sistem? Itu nilai bahan dari SD, nilai sistem tentu USBN.
    – SMPN 2 Bandung “tidak bisa mengolah nilai 109” tetapi mengolah nilai USBN.
    – Kapan SMPN 2 Bandung bisa mengolah nilai 109? Harap olahan USBN ke-1!
    – Jika “nilai bahan 109 itu olahan siapa”? Bahan anda olah lagi apa USBN ke-1?
    – Kapan SMPN 2 Bandung membuat 109? Hisal nilai USBN tidak seperti 109.
    – Siapa yang membuat USBN ke-1? Itu baru membuat nilai 109, bergaya begitu.
    – Jadi jika PG ke-1 tidak bisa hanya keinginan SMPN 2 Bandung tetapi semua.
    – PG ke-1 disetujui SMPN 1 Bandung hingga SMPN 52 Bandung, plus swasta.
    – Apakah bisa “permintaan rektor”? Tidak bisa, disetujui semua SD/SMP/SMA.
    – Apa bisa tergantung 1 orang/keluarga? Tidak bisa, semua SMP ikut menilai.
    – Jadi jika bermain bola tidak bisa goal 1>goal 2, lomba apapun finish terawal.

    K

    Bagaimana cara membuat perumusan, teori, ilmu pengetahuan? Jelaskan!
    1. Bersifat global, nasional, internasional:
    a. Misal menentukan 1 Syawal/1 Ramadhan di Kabah Mekah.
    – Jadi 1 Syawal di Jepang, Indonesia, Mekah, Malaysia setara satu hari.
    – Tidak bisa 1 Syawal misal Indonesia 1 Januari, Kabah 2 Januari.
    b. Kesetaraan FK/RS/IDI/WHO, jika sakit serempak sakit.
    – Misal vonis FK UMJ Cempaka Putih setara RSCM, IDI dan WHO.
    – Misal FK UMJ vonis buta warna setara vonis RSCM, IDI, WHO.
    c. Rumusan skizofrenia, hipertensi, diabetes, dll bersifat internasional.
    – Tidak bisa RSHS vonis sehat tetapi IDI/WHO vonis sakit misal Gita.
    – Tibak bisa RSHS vonis sakit tetapi IDI/WHO vonis sehat misal Adi.
    2. Bersifat menyeluruh, total, semua (tidak satu pihak saja):
    a. Misal PG ke-1 bersifat disetujui semua SD/SMP/SMA bukan 1 pihak saja.
    – SMPN 2 Bandung disetujui oleh semua SD/SMP/SMA bukan 1 kampus.
    – PG ke-1 tentu harus direstui oleh semua kampus, syaratnya USBN ke-1.
    b. Syarat-syarat PG ke-1 adalah USBN ke-1.
    – SMPN 2 Bandung seharusnya USBN ke-1 setara PG. Apakah PG ke-1?
    c. Misal lomba lari syarat juara ke-1 adalah masuk garis finish ke-1.
    – Nilai 90, 95, 99 terurut ke-1:99, ke-2:95, ke-3:90.
    3. Bersifat logis, sehat, wajar, normal, benar, baik, waras, bijak, tepat:
    a. Misal PG ke-1 adalah USBN ke-1, bukan kasus PG ke-1 USBN ke-2.
    – Siapa USBN ke-1? Jangan PG ke-1 tetapi USBN ke-3, jadi sifatnya normal.
    b. Misal obat diberikan kepada orang sakit, dosis sesuai.
    – Misal sakit jantung konsumsi obat jantung sesuai dosis, tidak orang sehat.
    c. Misal kasus penerimaan FK bebas buta warna, sehat jiwa, nilai tinggi.
    – Misal FKUI tidak menerima kasus nilai minus (-6%), buta warna, sakit jiwa.
    d. Tampilan bintang tentu cerdas, IQ tinggi, pintar, berpikir, berwawasan.
    – Tampilan bintang FEUI tentu, normal, wajar, waras, logis, sehat, tepat, baik.
    – Tampilan bintang FKUI berwawasan, berpikir, IQ tinggi, cerdas dan pintar.
    – Tampilan bintang FTUI bintang olimpiade, bintang SMA, bintang di kuliah.
    – Tampilan bintang MIPA UI bintang science, ranking 1-3, bintang SMA, lihai.
    – Apa ada bintang UI cacat mata, IQ rendah, sakit jiwa, nilai minus? Tidak!
    – Misal bintang FKUI: medali emas IBO, bintang SMAN 8 Jakarta, nem tinggi.
    e. Misal kasus nilai A (amat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang).
    – Maksud 3,60 dan 2,90 apa? A,B,C,D atau D,C,B,A? Nilai 100 dan 0 apa?
    – Yang mana 2,90 dan 3,60 orangnya? Harap perhatikan yang mana!
    – Apa maksud nilai A? Apa maksud nilai C? Jadi kenapa 2,90 dan 3,60?
    – Apa nilai Zaekhan dan Gita tidak terbalik? Mana Zaekhan dan Gita?
    – Kesimpulan jadi pada dasarnya tampilan normal, benar, sesuai, tepat, baik.
    f. Misal satu gedung ada satu rumah bertujuh tampilan tidak normal, aneh.
    – Pada gedung balai pengobatan Belitung Bandung 7 orang satu rumah.
    – Pada gedung kampus SMA Belitung satu gedung 7 orang satu rumah.
    – Setarakan balai pengobatan RSJ Grogol satu gedung bertujuh satu rumah.
    – Setarakan gedung misal IT UPI YAI satu gedung 7 orang satu rumah.
    – Setarakan gedung SDN Merdeka 5/II satu gedung 7 orang satu rumah.
    – Setarakan gedung PNS Telkom satu gedung 7 orang satu rumah.
    – Setarakan gedung IT STT Telkom satu gedung 7 orang satu rumah.
    – Setarakan gedung SMAN 8 Bandung satu gedung 7 orang satu rumah.
    – Setarakan gedung PNS Litbang satu gedung 7 orang satu rumah.
    – Jadi tampilan gedung itu normal, wajar, sehat, lumrah, baik, rapih, ramah.

    L

    A. Jalur masuk SMP/SMA:
    1. Reguler: melalui ebtanas, ujian nasional, usbn. (nilai terlampir!)
    2. Mutasi: pindah sekolah. (nilai terlampir!)
    3. Kesenian dan olah raga: keterampilan, seni, olah raga. (nilai terlampir!)
    B. Jalur masuk PTN:
    1. Reguler: melalui SPMB. (nilai ujian spmb terlampir?)
    2. PMDK: bintang SMA, keterampilan, seni, olah raga. (tidak testing, free!)
    C. Jalur soal-soal USBN & PTN:
    – Kasus soal USBN dan soal UMPTN masih dalam satu kode, satu pintu.
    – Jika UMPTN tidak bocor maka USBN tidak bocor, satu cara, satu jalur.
    – Jika menyimpan soal UMPTN rumusan itu maka soal USBN satu rumus.
    – Jika UMPTN memakai cara: “titipan”, maka SMP/A cara: “mutasi/JKO”.
    KASUS!
    a) Kasus masuk SMP/SMA, bagaimana?
    – Jalur reguler, PPDB? Nilai nem? Jelaskan!
    – Jalur mutasi? Asal sekolah? Jelaskan!
    – Jalur JKO? Dalam bidang apa? Jelaskan!
    * SMPN 5 Bandung, SMAN 3&5 Bandung.
    b) Kasus masuk PTN, bagaimana?
    – Reguler, nilai UMPTN? Jelaskan!
    – PMDK? Bidang apa? Jelaskan!
    * FK Unpad/FE Unpad/FH Unpad/TI-MIPA ITB.
    c) Kasus soal-soal USBN dan UMPTN:
    – Simpanan soal ujian USBN dan PTN satu rumus/taktik, sejalur.
    – PTN caranya: titipan, SMP/A caranya: mutasi/JKO.
    – Kasus yang ada bukan soal bocor tetapi titipan, mutasi/JKO.
    – Bukan soal ujian diberikan pada A cara 2/3 dan B cara 1/2.
    – Pada kasus masuk SMP/A tidak menggunakan cara reguler.
    – Nilai PPDB terlampir (tercantum) dan PTN tidak tercantum.
    – Kata siapa soal diberikan? Jadi titipan, pindah atau cara JKO.

    M

    Terakhir, ada apa dengan kasus PRT? Jelaskan! (lengkapi)
    – Jadi jika PRT, supir, suster tidak kembali lagi memang kenapa? Ada apa?
    – Jika PRT, supir, suster ganti orang lain yang baru lalu memang kenapa?
    – Memang ada apa dengan Usep Nurdin, Dede Sulaiman, Inah, Maryati, Yati?
    – Kata siapa supir, prt, suster dipeluk, dibuka-buka, dianiaya, kabur, lari?
    – Alasan tidak balik lagi, tidak kembali lagi memang apa ada masalah apa?
    – PRT, supir, suster tidak kembali lagi ada salah apa? Jelas biasa-biasa saja.
    – Jadi Usep Nurdin, Dede Sulaiman, Nurhayati, Inah, Maryati tidak balik lagi.
    – Jika PRT tidak kembali lagi itu hal biasa, normal, tidak aneh, wajar, itu saja.
    Pertanyaan:
    1. Alamat PRT bekerja?
    2. Kapan PRT bekerja?
    3. Nama majikan PRT?
    4. PRT ada kasus apa?
    5. Apakah ada nama Si Adi?

    * Kasus Ibu Naely Farida? Jelaskan! (lengkapi)
    – Kata siapa ada kasus penipuan Ibu Naely Farida? SMAN 3 Bandung.
    – Kata siapa ada kasus soal ujian USBN? Tidak ada kasus soal ujian.
    – Kata siapa ada kasus penjara, narapidana ibu guru? Itu orang tua murid.
    – Ibu Naely Farida di SMAN 8 Bandung orang tua murid dari Pak Wildan.
    – Ibu Naely Farida di SMAN 8 Bandung bukan guru/pengajar/pendidik.
    – Ibu Naely Farida di SMAN 3 Bandung benar mantan guru sastra Indonesia.
    – Kata siapa Ibu Naely Farida gurunya Si Adi? Kata siapa ada kasus guru?
    – Jadi sebenarnya Ibu Naely Farida dan Si Adi tidak ada persoalan penipuan.

    * Jadi bagaimana maksudnya? Jelaskan! (lengkapi)
    – Saya sudah katakan tidak bermasalah apa seolah-olah berat, gawat, parah.
    – Misal saya katakan sehat lalu dia harus masuk ICU, CT SCAN, MRI, begitu?
    – Jadi tampilannya sudah tidak sakit lalu harus bergaya sakit akut, kronis?
    – Jadi jika sudah tampak sehat lalu bergaya tumor kronis, rawat inap, begitu?
    – Kamu bertanya lalu saya menjawab jadi harus bergaya ICU, operasi, begitu?
    – Saya sudah katakan anda sehat, baik-baik saja, aman, tidak ada penyakit.
    – Seharusnya tidak begitu, mungkin anda hanya perasaan dan ketakutan saja.

     
    Leave a comment

    Posted by on December 9, 2018 in Uncategorized

     

    Rangkuman Kasus-kasus

    • Kasus Ibu Naely Farida.

    Kasus Ibu Naely Farida pada tahun 2002 ada di SMAN 3 Bandung, Pak Wildan pada tahun 1999-2002 adalah sekedar teman belajar di SMAN 8 Bandung kebetulan teman ruangan di kelas 1-9 SMAN 8 Bandung 1999-2000 karena NIS yang berdempetan maka sering mengerjakan tugas bersama di rumah. SMAN 8 Bandung pun tidak mengerti kasus Ibu Naely Farida katanya kasus Ibu Naely Farida itu berada di kelas Ibu Naely Farida sendiri kepada muridnya tentang soal ulangan umum yang di buat Ibu Naely untuk muridnya. Kebetulan ada kasus penjualan barang-barang dari Ibu Naely Farida kepada Ibu Trisye sesama orang tua murid yang dikatakan baru ternyata bekas seperti kulkas, kompor, rice cooker, mesin cuci. Kasus beliau di SMAN 3 Bandung kepada murid Ibu Naely, di SMAN 8 Bandung adalah sesama orang tua murid yang bertemu saat pengambilan nilai raport dan menjual barang-barang bekas. Ibu Naely Farida dilaporkan ke kepolisian oleh SMAN 3 Bandung karena kasus ruangan Ibu Naely di SMAN 3 Bandung tetapi di SMAN 8 Bandung tidak mengerti apa yang terjadi. Apa yang terjadi dengan Ibu Naely di SMAN 3 Bandung? Jujur hanya SMAN 3 Bandung lah yang mengerti dan SMAN 3 Bandung lah yang melaporkan beliau ke polisi. Jadi pelaporan SMAN 3 Bandung ke kepolisian bukan Ibu Trisye. Jika diulas ulang Ibu Naely di SMAN 3 Bandung bermasalah ruangan, di SMAN 8 Bandung beradu orang tua murid. Apa urusan Bagus? Jadi 2 orang tua murid yang saling beradu di kelas IPA Ibu Tintin Suhartini SMAN 8 Bandung pada tahun 2002 masalahnya itu pada dagangan Ibu Naely Farida.

    • Kasus Ujian Nasional.

    Kasus Ujian Nasional 1996, 1999, 2002 adalah nilai murni karena kesehariannya pun menonjol di lingkungan sekolah misal kampus SDN Merdeka 5 Bandung, SMPN 5 Bandung, SMAN 8 Bandung. Di lingkungan ruang kelas pun bisa dikatakan cerdas bahkan di lingkungan kampus pun tergolong murid teladan, pengecekan kecerdasan IQ pun tidak ada perubahan bahkan di atas 130. Bahkan ujian try out pun menunjukan lulus di Pendidikan Dokter UI pada saat di bangku kelas 2 SMA, kenapa pasti lulus Pendidikan Dokter UI? Itu try out SMA yang menyatakan lulusKenapa gagal UMPTN? Mungkin perlu ditelusuri di keluarga Wargahadibrata. Intinya nilai-nilai yang ada di buku rapor dan UN adalah nilai murni 100% sesuai pikiran dan kecerdasan yang dimiliki, nilai tersebut bukan nilai-nilai suap dan bukan nilai pendekatan guru. Jadi pada dasarnya nilai murni total, normaltidak ada kasus pada Ujian Nasional dan nilai rapor tentu bisa dibuktikan di ruangan.

    • Kasus PRT.

    Intinya selama ini PRT dan supir yang ada adalah bekerja untuk Ibu Trisye bukan bekerja untuk Si Adi, lalu Si Adi pun mengerjakan sendiri apapun dikerjakan oleh tangan Si Adi sendiri misal membuat mie, kopi, teh, dll karena tidak diperbolehkan mengganggu PRT oleh majikan. PRT tidak pernah berkumpul bersama Si Adi, PRT tidak pernah bercerita bersama-sama dengan Si Adi, PRT tidak pernah diminta membantu Si Adi, PRT tidak disuruh Si Adi karena PRT tidak boleh diganggu oleh orang lain kata majikan Ibu Trisye. Ada pun Usep Nurdin supir Ibu Trisye, jika Ibu dan Usep berada di rumah saya sering minta izin pergi sendirian menggunakan mobil ke tempat yang saya tuju. Mungkin kasus mengemudikan mobil biasa saja karena ketika Ibu dan Usep di rumah sering dipinjam. Apakah bisa mengemudikan mobil? Jawabannya sederhana saja bisa dan biasa saja. Ada hal-hal penting dalam kasus PRT: Siapa majikan? Dimana alamat rumah Si PRT bekerja? Siapa PRT? Adakah saksi-saksi dalam kasus PRT? Saya khawatir salah alamatsalah majikan, apakah PRT tersebut di alamat Si Adi? Jadi perlu ditanyakan kepada PRT itu tentang keterangan-keterangan kasus PRT tersebut.

    • Kasus Guna-guna/Ilmu Kun Fayakuun.

    Pada kasus guna-guna Si Adi hanya pergi ke pengobatan alternatif seperti penyembuhan melalui tenaga dalam misal kasus stress, melancarkan peredaran darah, dll. Intinya itu pergi ke dukun bukan mengguna-guna hanya pengobatan tenaga dalam, pengobatan alternatif. Apakah mengirim ilmu guna-guna? Jawabannya tidak mengirim guna-guna hanya pengobatan melalui tenaga dalam, pengobatan alternatif ditambah pengobatan rumah sakit. Maksudnya? Pengobatan alternatif + pengobatan rumah sakit, itu bukanlah kasus guna-guna. Apakah arti Kun Fayakuun? Artinya jika terjadi maka terjadilah tanpa adanya logika misalkan jika berkata besar terjadilah besar, jika berkata kecil maka terjadilah kecil, jika berkata naik terjadilah naik tentu Kun Fayakuun tersebut adalah hal-hal tidak logis, tidak berlogika, tidak bersifat alami. Kata-kata apa jika mulut Si Adi bicara akan terwujud? Tidak ada Kun Fayakuun dari mulut Si Adi, jadi Si Adi tidak membuat ilmu Kun Fayakuun.

    • Kasus Warisan.

    Pada kasus warisan siapa pemilik warisan? Apa barang-barang warisan? Siapa ahli warisnya? Perlu dijelaskan kami bukan ahli waris, barang-barang yang diwariskan adalah bukan rumah kami, jadi anda mau apa? Rumah warisan itu dimana alamatnya? Kami tidak mau mengerti karena kami pun bukan si ahli waris dan rumah yang dipersoalkan pun bukan rumah kami. Jadi siapa ahli waris, lalu yang mana barang warisannya diperiksa ulang.

    • Kasus Banci (kemayu).

    Apakah Si Adi seperti banci pada masa lalunya? Jawabannya banci bersifat kemayu itu tidak, banci bergaya wanita itu tidak maksudnya banci adalah bersih, segar, rapih, romantis, tertata, baik, ramah jadi intinya romantis, ada satu hal very clever (pikiran lihai) yang membuat semuanya romantis. Banci itu karena bersifat romantis dan rapih bukan bersifat kewanitaan jadi tidak dibenarkan Si Adi seperti banci pada masa lalunya kesimpulan tetap sama. Apakah pada masa lalunya bersifat seperti itu? Jawabannya tidak berubah tetap sama seperti itu. Jadi tidak ada yang berubah hanya usia Si Adi yang bertambah karena waktu yang berjalan. Kasus Charis Ayub pada dasarnya teman baik bukan kasus pacar, kenapa Si Adi makan-makan mie ayam dengan Charis Ayub dikatakan gay? Itu teman baik bukan gay. Jadi kami lagi makan mie ayam bareng bukan gay. Kesimpulan Charis Ayub dan Si Adi hanya teman baik misal makan mie ayam bersama bukan pacar.

     
    Leave a comment

    Posted by on March 18, 2018 in Uncategorized

     

    Jakarta Macet Total, Banjir Gara-gara Siapa?

    Jalan-jalan di Jakarta, Bandung, dll selalu macet total jika diperhitungkan berangkat 2 jam, pulang 2 jam pergi dimulai pukul 6.00-8.00 pulang pukul 16.00-18.00 banyak faktor yang memungkinkan: banjir, aturan rambu-rambu lalu lintas, kesiagaan pak polisi, jumlah berlebih pengguna jalan, pendatang dari luar Jakarta, teknik sipil, dll. Jika berpikir satu jurusan yaitu teknik sipil dan arsitektur adalah ilmu yang mempelajari pembuatan jalan raya, rel kereta api, terowongan, dll. Jika pembuatan jalan itu mempunyai pola-pola yang halus, rapih, manis dan mudah digunakan tentu terasa nyaman, tetapi jika pola jalan tersebut tidak tertata disamping banyak kecelakaan di jalan raya pun sulit digunakan dan tentunya menimbulkan jalanan yang macet total. Pola-pola jalan, tekstur jalan yang ada di Jakarta saya lihat terasa sulit digunakan para pengemudi, super macet dan rawan kecelakaan seperti: tanjakan, turunan, dll. Justru pola-pola jalan, tekstur jalan yang dipelajari di teknik sipil perlu dipahami lebih dalam jika pola-pola jalannya ramah, pola-pola jalan tersebut mudah dipahami, teksturnya halus maka semua lebih cepat, efektif dan efisien pasti lebih menghasilkan uang, waktu, tenaga lebih baik. Buang waktu di jalan, di kantor gossip, harus bagaimana? Jalan-jalan di Jakarta: Mempunyai pola-pola yang tidak teratur, tekstur jalannya pun kasar, banyak turunan dan tanjakan yang curam. Tentu akibatnya: macet total, rawan kecelakaan, sedikit sulit dimengerti jalur-jalur jalannya. Jadi pola-polanya tentu lebih disederhanakan, tekstur jalannya diperhalus jelas perlu diperbaiki serta tata letaknya pun mudah dipahami pasti nyaman. Sedikit ide atas kemacetan di Jakarta, jika tidak tahu lebih baik cari tahu kenapa lalu adu siasat. “Jika sok tahu itu salah justru tidak mau tahu lebih berat lagi karena tidak akan ada solusi”, mungkin biasa saja tentu dari sifat sok tahu menemukan hal-hal baru tetapi jika tidak mau tahu tidak ada apa-apa, “adanya penemuan karena sok tahu”. Bolehlah saya sok tahu tetapi jika tidak mau tahu, menghina orang justru lebih berat lagi.

    APAKAH BANJIR FAKTOR KEMACETAN?

    Jika banjir adalah salah satu faktor kemacetan sudah dipastikan benar. Kenapa banjir? Saluran air tersumbat ke pembuangan terakhir, jika diperhitungkan oleh teknik sipil dan arsitektur saluran air seharusnya lancar mengalir ke pembuangan terakhir. Kenapa tersumbat? Faktor sampah, korosi, karat, sudah tidak layak pakai karena sudah kadaluarsa tentu perlu diganti. Jadi teknik sipil dan arsitektur pun perlu memperhitungkan jalur-jalur air tentu seharusnya lancar sampai ke pembuangan terakhir yaitu laut Jawa. Sifat-sifat air? Dari tinggi ke rendah, tinggi jalan, anomali air, titik didih zat, titik beku zat, archimides, hukum bernauli, thermodinamika, thermokimia, dll. Sifat-sifat zat (beton, besi, baja)? Penyusutan, pemuaian zat hingga terjadi beton bocor ataupun patah. Jadi teknik sipil tentu sudah bisa merancang sistem transportasi. Ada 2 hal sistem transportasi jalan raya dan banjir: 1. Saluran air bisa terhubung mengalir hingga ke pembuangan terakhir lancar tanpa adanya hambatan, 2. Pola jalan siaga banjir, jalan yang dilalui kendaraan harus lancar terhindar dari banjir terutama masalah ketinggian jalan yang sudah dirancang tidak terendam air. Sistem transportasi jalan bebas hambatan dari gangguan banjir bandang. Selama ini saluran air tidak bisa menghubungkan air hingga ke pembuangan terakhir lalu saluran air pun meledak terjadilah banjir bandang. Saluran air di area Jakarta meledak ditengah-tengah kenapa? Seharusnya dari titik awal hingga titik akhir saluran air tersambung mengalir terbuang teratur, bukan pada pecah-pecah di tengah jalan tentu airnya kemana-mana pasti macet total terjebak banjir bandang jadi harus mengerti sifat-sifat air misal: dari titik tinggi ke rendah, jika ada cekungan maka air tidak bisa mengalir. Jakarta super macet gara-gara banjir bandang. Seharian di jalanan, di kantor pun pusing.

     
    Leave a comment

    Posted by on March 20, 2017 in Uncategorized